Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penutupan Pemerintah AS Berakhir: Implikasi untuk Kripto

 

Meski sempat turun tajam pada Jumat lalu, Bitcoin berhasil bertahan di level US$100.000, mengalihkan perhatian ke perkembangan di Washington. 

Shutdown pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS telah menyedot likuiditas dari pasar keuangan, termasuk pasar kripto.

Para analis menilai begitu kebuntuan fiskal ini selesai, likuiditas yang sebelumnya tertahan akan kembali mengalir, membuka peluang pemulihan harga. Shutdown yang dimulai pada 1 Oktober 2025 berlangsung enam minggu karena Kongres gagal menyepakati pendanaan baru, terutama terkait subsidi kesehatan dan tingkat pengeluaran pemerintah.

Dampak ekonomi sudah terasa signifikan. 

Kantor Anggaran Kongres AS (CBO) memprediksi kerugian antara US$7 miliar hingga US$14 miliar, dengan pertumbuhan PDB kuartal keempat berpotensi turun hingga dua poin persentase. Sentimen konsumen melemah, penerbangan terganggu, dan berbagai program pemerintah menghadapi tekanan pendanaan.

Secara finansial, shutdown membekukan ratusan miliar dolar di Treasury General Account (TGA), menyedot likuiditas sekitar 8% dari pasar. Bitcoin mencerminkan efek ini, turun sekitar 5% dalam periode yang sama. Dinamika ini disebut Arthur Hayes sebagai “quantitative easing diam-diam yang bergerak terbalik”: saat pemerintah menahan kas, likuiditas menipis, aset berisiko jatuh, dan Bitcoin terkoreksi.

Ketika pemerintah kembali beroperasi dan membelanjakan kas, likuiditas diperkirakan akan mengalir kembali melalui sistem perbankan, pasar uang, dan stablecoin, sehingga memberi dorongan pemulihan pada pasar kripto.

Sejarah menunjukkan pola yang serupa:

  • Maret 2020: Injeksi likuiditas global memicu bull run Bitcoin saat COVID-19.

  • Maret 2023: Perluasan neraca The Fed mendukung rebound Bitcoin dari US$20.000 ke US$30.000.

  • 2025: Korelasi Bitcoin dengan likuiditas dolar tetap tinggi di 0,85, menegaskan sensitivitas pasar kripto terhadap arus likuiditas.

Bitcoin menutup perdagangan di atas US$100.000 selama enam bulan berturut-turut, dengan RSI sekitar 46, menunjukkan fase “window of pain” akibat tekanan fiskal sementara sebelum kemungkinan pemulihan harga.

Gambaran ekonomi makro saat ini juga mendukung kemungkinan pemulihan Bitcoin:

  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga awal 2026 meningkat karena pertumbuhan jangka pendek melemah akibat kebuntuan fiskal.

  • Likuiditas global dari Cina dan Jepang terus meningkat, menyeimbangkan pengetatan dari AS.

  • Leverage spekulatif di pasar kripto telah berkurang, meninggalkan fondasi pasar yang lebih sehat.

Jika tidak ada guncangan baru, kombinasi faktor ini memungkinkan Bitcoin kembali ke kisaran US$110.000–US$115.000 pada kuartal berikutnya.

Prospek: Bitcoin Mengikuti Aliran Dolar

Koreksi pasar kripto baru-baru ini lebih dipicu oleh likuiditas yang membeku, bukan menurunnya minat investor. Setelah pemerintah AS kembali beroperasi, belanja Departemen Keuangan dan mekanisme dukungan The Fed — seperti Standing Repo Facility — akan menyuntikkan kembali dana ke sistem keuangan.

Prinsipnya sederhana: aset kripto turun saat aliran dolar terhenti, dan sebaliknya akan naik ketika likuiditas kembali mengalir. Berakhirnya shutdown AS bisa menjadi awal rebound pasar kripto yang didorong aliran likuiditas.



Posting Komentar untuk "Penutupan Pemerintah AS Berakhir: Implikasi untuk Kripto"