Orang Rela Antri untuk Membeli Emas – Apakah Minat Ritel terhadap Bitcoin Menurun?
Antrean panjang di sekitar blok kota minggu ini bukan disebabkan oleh peluncuran iPhone baru, melainkan oleh lonjakan permintaan emas.
Dari Singapura hingga Sydney, bahkan di Vietnam, banyak pembeli ritel sudah berdatangan sejak sebelum matahari terbit untuk membeli emas dan perak fisik di toko-toko.
Dengan harga emas yang mencapai rekor tertinggi dan nilai pasar emas yang melampaui US$30 triliun, investor tampak terjebak dalam euforia yang menurut para analis bisa menandai puncak siklus makro aset ini. Sementara itu, pendukung Bitcoin bertanya-tanya apakah para investor ritel akan beralih ke aset digital seperti Bitcoin berikutnya.
Fenomena ini terlihat jelas dalam video viral dari BullionStar di Singapura, yang memperlihatkan antrean panjang sebelum toko buka. Pemandangan serupa juga terlihat di Sydney, di luar toko ABC Bullion yang merupakan salah satu dealer emas terbesar di Australia. Permintaan tidak hanya pada emas, tetapi juga perak, dengan minat yang datang dari berbagai kelompok usia.
Seorang warga Sydney yang mengamati kerumunan di Martin Place selama lebih dari dua jam menyatakan bahwa selain mayoritas pembeli yang berusia di atas 40 tahun, ada juga banyak orang muda berusia 20-an yang ikut antre.
Di Vietnam, Chay Bowes melaporkan bahwa banyak orang sudah mengantri sejak fajar untuk membeli emas, hingga beberapa toko emas di sana mengumumkan stok emas mereka habis terjual. FOMO (ketakutan ketinggalan) dari para pembeli ritel memaksa beberapa dealer emas terbesar di Vietnam memasang pengumuman “Sementara tidak ada emas untuk dijual.”
Dealer seperti Bảo Tín Minh Châu dan Phú Quý bahkan mengonfirmasi bahwa semua produk bullion emas mereka, termasuk batangan emas Thang Long 999,9, sudah habis terjual, menandakan lonjakan permintaan emas fisik di tingkat nasional.
Fenomena “mentalitas kawanan” ini juga terjadi di luar Vietnam dan Australia, di mana orang rela antre berjam-jam. Bloomberg melaporkan bahwa pengecer emas terbesar di Jepang juga kesulitan memenuhi permintaan, dengan Tanaka Precious Metal Group Co. mengumumkan bahwa mereka tengah memperkuat sistem produksi agar pasokan dapat kembali stabil.
Gelombang pembelian emas ini muncul beberapa bulan setelah Florida mengesahkan undang-undang pro-emas, yang memungkinkan koin emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran sah tanpa pajak penjualan mulai Juli 2026.
Meski euforia FOMO semakin tinggi, analis memperingatkan agar tetap berhati-hati. Karena psikologi pasar ritel jarang berubah, banyak pembeli bisa terjebak ketika likuiditas mulai menghilang. IncomeSharks menulis bahwa nantinya akan muncul antrean lagi, tapi kali ini untuk menjual emas tersebut.
Para veteran pasar pun memperingatkan bahwa mania ini sudah terlalu lama berlangsung. Trader Mayne menilai puncak pasar sudah dekat, dengan Peter Schiff yang menunjukkan tingkat kekhawatiran yang tinggi dan banyak orang antre membeli emas fisik.
Analis lain mencatat tanda-tanda klasik dari puncak pasar ketika orang-orang membeli emas dalam bentuk paling mahal untuk dijual. Saat artikel ini ditulis, harga emas mencapai rekor tertinggi US$4.330 per ons, dengan indikator RSI menunjukkan momentum parabola yang tajam.
Seorang analis mengomentari situasi ini dengan mengatakan, “Inilah yang disebut FOMO ritel! Ratusan orang mengantri… untuk membeli $GOLD tepat di puncaknya. Sinyal puncak tidak bisa lebih jelas. #Bitcoin masih perlu naik lebih tinggi sebelum kerumunan bergegas masuk.”
Analis tampaknya sudah mengantisipasi momen rotasi dari emas ke Bitcoin. Pergerakan harga emas yang parabola terjadi saat kapitalisasi pasar emas mencapai rekor luar biasa sebesar US$30,154 triliun—menjadikannya aset pertama dalam sejarah yang menembus angka tersebut. Namun, beberapa analis menilai euforia emas ini justru bisa menjadi tanda awal perpindahan likuiditas besar-besaran ke aset kripto.
Ash Crypto memprediksi, “Emas sekarang berada di fase euforia dan diperkirakan mencapai puncak lokal sekitar dua minggu ke depan, tepatnya saat FOMC pada 29 Oktober. Setelah itu, kita akan menyaksikan rotasi besar-besaran ke Bitcoin, dengan triliunan dolar mengalir ke pasar kripto, memicu BULL RUN TERBESAR SEPANJANG MASA.”
Selain itu, analis terkenal lainnya, Jelle, juga memproyeksikan pergeseran ke “emas digital,” yang merujuk pada Bitcoin, sebagai langkah selanjutnya dalam pergerakan pasar.
Meski begitu, ketidakpastian kondisi makro yang terkait dengan Presiden Trump dapat memperpanjang demam emas ini, membuatnya bertahan lebih lama—mungkin selama 2 hingga 3 tahun—meskipun tanda-tanda puncak sudah terlihat.
Posting Komentar untuk "Orang Rela Antri untuk Membeli Emas – Apakah Minat Ritel terhadap Bitcoin Menurun?"