Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Sinyal Bahaya yang Menunjukkan Bitcoin Bisa Mengalami Koreksi di Bulan Juli

 

Setelah Empat Bulan Naik, Apakah Bitcoin Siap Masuki Fase Koreksi?

Bitcoin (BTC) telah menikmati kenaikan selama empat bulan berturut-turut. Namun, di bulan Juli ini, aset kripto terbesar itu baru saja mencatatkan candle mingguan merah pertamanya—tanda awal yang membuat sebagian pelaku pasar mulai waspada.

Meski banyak analis masih meyakini bahwa tren bullish belum selesai, sejumlah indikator teknikal mulai menunjukkan potensi tekanan jual atau konsolidasi dalam waktu dekat.

Sinyal-sinyal ini bukan berarti pembalikan tren pasti terjadi, namun bisa menjadi petunjuk awal bahwa pasar sedang bersiap untuk pergerakan besar atau peningkatan volatilitas.

1. Peningkatan Aliran Bitcoin dari Whale ke Exchange

Salah satu indikator yang patut diperhatikan adalah lonjakan dalam arus Bitcoin dari wallet whale ke exchange. Data Whale-to-Exchange Flow menunjukkan peningkatan signifikan selama Juli. Biasanya, peningkatan pengiriman BTC oleh pemegang besar ke bursa menandakan kemungkinan aksi jual dalam waktu dekat—dan ini bisa memberi tekanan tambahan pada harga.

Whale Aktif Kirim Bitcoin ke Bursa, Tanda Koreksi Semakin Kuat?

Menurut analis Darkfost, pada dua puncak pasar sebelumnya, arus dana dari whale ke exchange yang melebihi US$75 miliar sering menjadi sinyal awal fase koreksi atau konsolidasi. Menariknya, antara 14 hingga 18 Juli 2025 saja, aliran dana tersebut sudah mencapai US$45 miliar—menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas whale.

“Pergerakan besar dari whale ini harus diawasi dengan ketat karena mereka bisa memicu tekanan jual besar, sebagaimana terjadi pada dua puncak pasar sebelumnya,” kata Darkfost.

Pendapat ini diperkuat oleh data on-chain dari Lookonchain. Hari ini, mereka melaporkan bahwa seorang whale yang dikenal piawai baru saja mengirimkan 400 BTC (senilai US$47,1 juta) ke Binance untuk merealisasikan keuntungan. Total keuntungan yang telah dikunci whale tersebut kini mencapai US$91,5 juta.

2. Coin Days Destroyed (CDD) Bitcoin Capai Level Tertinggi Tahun Ini

Selain arus whale, indikator on-chain lainnya juga menunjukkan potensi tekanan harga. Coin Days Destroyed (CDD) Bitcoin untuk bulan Juli tercatat berada pada level tertinggi dalam setahun terakhir.

CDD sendiri mengukur seberapa lama Bitcoin disimpan sebelum akhirnya dipindahkan. Nilai yang tinggi mengindikasikan bahwa holder jangka panjang mulai memindahkan koin mereka—sebuah sinyal yang bisa menandakan kesiapan untuk menjual dan mengambil keuntungan, serta perubahan dalam sentimen pasar.

Rata-Rata CDD Sentuh Rekor Tertinggi Sejak 2024

Data dari CryptoQuant mencatat bahwa rata-rata Coin Days Destroyed (CDD) 30 hari di bulan Juli telah melampaui angka 31 juta—tingkat tertinggi sejak April 2024. Sebelumnya, BeInCrypto pernah melaporkan bahwa lonjakan metrik ini sering kali menjadi sinyal awal sebelum terjadinya koreksi besar di pasar.

Namun, di sisi lain, beberapa analis memandang lonjakan ini sebagai tanda redistribusi aset dari holder lama ke investor baru, yang bisa menjadi fondasi bagi pergerakan harga selanjutnya.

3. Korelasi Altcoin dan Bitcoin Menurun ke Zona Negatif

Sinyal peringatan lainnya muncul dari perubahan hubungan antara altcoin dan Bitcoin. Data dari Alphractal menunjukkan bahwa Altcoin-Bitcoin Correlation Heatmap baru-baru ini turun ke bawah nol, yang berarti kinerja altcoin dalam beberapa hari terakhir telah melampaui Bitcoin.

Meskipun ini tampak positif untuk altcoin, korelasi negatif semacam ini justru sering dianggap sebagai indikator risiko. Secara historis, ketidaksinkronan antara pergerakan altcoin dan Bitcoin kerap diikuti oleh periode ketidakstabilan pasar yang lebih luas, termasuk potensi penurunan untuk BTC.

Korelasi Negatif Altcoin-Bitcoin Terbukti Jadi Sinyal Koreksi di Masa Lalu

Sejak awal tahun 2025, indikator korelasi antara altcoin dan Bitcoin telah memasuki zona negatif sebanyak tiga kali. Pertama terjadi pada Januari, yang diikuti oleh penurunan harga BTC dari US$110.000 ke US$74.900. Kedua terjadi pada Mei, saat harga Bitcoin tergelincir dari US$112.000 menjadi US$98.500. Kini, kita kembali menyaksikan pola yang sama untuk ketiga kalinya.

Alphractal memperingatkan, “Secara historis, korelasi rendah ini menjadi sinyal bahaya. Biasanya, ini mendahului fase volatilitas ekstrem dan gelombang likuidasi besar—baik posisi short maupun long.”

Perbedaan Premium Antara Bursa Global Juga Jadi Tanda Ketidakseimbangan

Selain itu, laporan terbaru dari BeInCrypto menyoroti sinyal waspada lainnya: terjadinya perbedaan antara Coinbase Premium dan Kimchi Premium. Ketidaksesuaian ini mencerminkan ketidakseimbangan pasar global, di mana reli harga lebih banyak didorong oleh permintaan institusional di Amerika Serikat dibandingkan dengan wilayah Asia.

Perbedaan ini bisa menandakan bahwa dorongan naik tidak merata secara geografis—sebuah kondisi yang berpotensi memperbesar risiko koreksi jika salah satu pasar besar mengalami perubahan sentimen.


Posting Komentar untuk "3 Sinyal Bahaya yang Menunjukkan Bitcoin Bisa Mengalami Koreksi di Bulan Juli"