Inggris Gandeng Goldman Sachs untuk Menghidupkan Kembali Pasar IPO London
Pemerintah Inggris Gandeng Goldman Sachs untuk Bangkitkan Pasar IPO London
Dalam upaya mengembalikan daya tarik London sebagai pusat listing global, Pemerintah Inggris bekerja sama dengan Goldman Sachs untuk mengatasi penurunan tajam di pasar penawaran umum perdana (IPO) negara itu.
Pada Senin mendatang, Chancellor Rachel Reeves bersama Anthony Gutman, bankir senior Goldman Sachs, akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan tertutup dengan para eksekutif dari sektor teknologi dan perusahaan bertumbuh lainnya. Pertemuan ini bertujuan untuk mempromosikan London sebagai tujuan strategis untuk IPO dan mendengarkan masukan pasar terkait reformasi yang telah diterapkan.
Krisis IPO di London: Angka Terburuk dalam 30 Tahun
Kota London, yang dulunya menjadi pusat pasar saham dunia, kini terperosok ke peringkat ke-23 secara global untuk penggalangan dana IPO—bahkan di bawah Meksiko. Data Bloomberg mencatat:
-
Hasil IPO turun 69% menjadi hanya US$248 juta
-
Penawaran terbesar tahun ini oleh MHA Plc hanya mengumpulkan £98 juta (US$132 juta)
-
Volume kesepakatan Q3 turun 85% YoY, hanya mencapai US$42 juta
Sebagian besar transaksi melibatkan bank lokal kecil, tanpa partisipasi besar dari bank investasi global.
Peran Goldman Sachs dan Kritik dari Kompetitor
Kehadiran Goldman Sachs dalam forum yang digelar Departemen Keuangan dipandang "tidak biasa" oleh beberapa pesaing, karena memberi panggung eksklusif bagi bank asal AS tersebut untuk menjaring klien potensial. Namun, hal ini mencerminkan tingkat kekhawatiran tinggi di Westminster dan City of London mengenai ancaman kehilangan posisi strategis ke New York, yang kini memimpin kembali pasar IPO berkat dorongan dari sektor AI dan aset kripto.
Amerika Melaju, Inggris Tertinggal
Kontras dengan AS semakin tajam:
Menurut data Barchart, selama paruh pertama 2025, London hanya berhasil mencatat lima kesepakatan IPO dengan nilai total £160 juta (US$215 juta) — performa terburuk sejak 1995.
AS Unggul Berkat Teknologi & Aset Digital, London Terkendala Regulasi dan Beban Listing
Bursa AS berhasil mengumpulkan US$28,3 miliar dari 156 IPO sepanjang tahun, terutama berkat lonjakan minat terhadap perusahaan teknologi generasi baru dan aset digital.
Beberapa contoh keberhasilan:
-
Circle Internet Group dan Bullish mengalami lonjakan harga saham pasca listing.
-
Figure Technology juga menikmati respons pasar yang kuat.
-
Valuasi Bullish hampir dua kali lipat sejak IPO-nya pada Agustus.
Fenomena ini memperkuat posisi AS sebagai magnet modal global bagi pendiri startup yang mencari likuiditas cepat, eksposur tinggi, dan valuasi premium.
Mengapa London Tertinggal?
Sementara itu di London, pelaku pasar menyebutkan sejumlah hambatan yang membuat Inggris kehilangan daya saing dalam menarik IPO:
-
Regulasi yang berat dan kompleks
-
Persyaratan ESG & DEI (keragaman dan inklusi) yang dinilai berlebihan
-
Bea materai tinggi, yang membebani perusahaan
-
Kurangnya fleksibilitas dan insentif untuk perusahaan tahap awal
Analis kripto Quiten.eth menyatakan:
"UE dan Inggris terus mengulangi kesalahan regulasi yang sama... mereka membunuh potensi inovasi sebelum berkembang."
James Graham, pakar pasar modal, juga mengkritik pendekatan non-meritokratis dari Bursa Efek London, seperti:
-
Kuota keragaman dewan
-
Kewajiban pengungkapan lingkungan yang mahal
Menurutnya, beban ini membuat perusahaan teknologi enggan melantai di London, terutama jika mereka masih dalam tahap pertumbuhan.
Upaya Perubahan dari Pemerintah Inggris
Departemen Keuangan Inggris menanggapi dengan komitmen untuk menjadikan Inggris sebagai:
“Tempat terbaik bagi bisnis untuk memulai, berkembang, listing, dan bertahan.”
Langkah-langkah yang sedang digodok meliputi:
-
Gugus Tugas Listing (Listing Taskforce) untuk reformasi pasar modal
-
Potensi pembebasan bea materai bagi IPO baru
Reformasi ini diharapkan mampu mengembalikan daya saing London di mata pendiri startup dan investor global.
Kesimpulan
Pasar modal AS kini melaju cepat berkat dukungan kuat terhadap sektor teknologi dan aset digital. Sebaliknya, beban regulasi dan birokrasi di Inggris menjadi hambatan utama. Tanpa reformasi yang nyata dan cepat, London bisa semakin tertinggal dalam persaingan global untuk menjadi pusat IPO generasi berikutnya.
Posting Komentar untuk "Inggris Gandeng Goldman Sachs untuk Menghidupkan Kembali Pasar IPO London"