AS Bersiap Menyita Bitcoin Senilai US$12 Miliar, Namun Tujuan Penggunaannya Masih Jadi Pertanyaan
AS tengah bergerak untuk menyita Bitcoin senilai sekitar US$12 miliar yang terkait dengan Prince Group, sebuah jaringan penipuan yang beroperasi di Kamboja.
Selain itu, pemerintah AS juga menjatuhkan sanksi besar terhadap Huione Group karena terlibat dalam aktivitas pencucian uang.
Jika Departemen Keuangan berhasil mengamankan aset Bitcoin tersebut, ini bisa secara signifikan memperbesar Cadangan Strategis kripto milik pemerintah AS. Namun, banyak korban penipuan di Amerika kemungkinan akan berusaha mengklaim kembali dana mereka yang hilang.
Penipuan “pig butchering” sudah menjadi masalah serius sebelum lonjakan kejahatan kripto tahun 2025, tetapi peningkatan jumlah penipuan ini memperparah situasi secara drastis.
Salah satu contoh terbaru adalah langkah Departemen Keuangan untuk menyita Bitcoin senilai US$12 miliar dari operasi penipuan besar ini.
Meski Departemen Keuangan telah mengeluarkan pernyataan terkait operasi pig butchering, mereka belum secara terbuka mengonfirmasi detail upaya penyitaan aset Bitcoin tersebut.
Investigasi internasional kini menargetkan Prince Group, sebuah sindikat kriminal yang berbasis di Kamboja. Pada tahun 2024, kelompok ini diduga telah mencuri minimal US$10 miliar dari warga Amerika Serikat.
Sementara itu, Departemen Keuangan AS telah berhasil memutus hubungan Huione Group dengan sistem keuangan negara tersebut, menyusul keterlibatan mereka dalam pencucian uang.
Beberapa perusahaan kripto swasta sudah memberlakukan pembatasan terhadap konglomerat keuangan asal Kamboja ini, namun pemerintah AS kini mengambil langkah eskalasi yang lebih signifikan.
Beberapa laporan juga mengindikasikan bahwa dana yang disita mungkin terkait dengan peretasan kripto terbesar yang pernah terjadi, yang melibatkan kolam penambangan LuBian.
Operasi Prince Group sangat mengerikan, melibatkan perdagangan manusia, penyiksaan, eksploitasi seksual, dan kejahatan lainnya. Laporan Departemen Keuangan menggambarkan berbagai hal mengerikan ini, yang mungkin terlalu sensitif untuk dibahas secara rinci di sini.
Namun, dari sudut pandang komunitas kripto, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan. Jika Departemen Keuangan berhasil menyita Bitcoin senilai US$12 miliar ini, hal tersebut dapat menjadi keuntungan besar bagi Cadangan Strategis Bitcoin yang direncanakan oleh pemerintahan Trump.
Masalah utama yang dihadapi pemerintah saat ini adalah mereka mengelola sejumlah besar Bitcoin hasil penyitaan, tapi belum memiliki kepemilikan hukum penuh. Mereka tidak bisa memasukkan aset tersebut ke dalam Cadangan Strategis jika secara hukum diwajibkan mengembalikannya kepada korban penipuan.
Kemungkinan hasilnya sangat bergantung pada berbagai faktor. Jika Departemen Keuangan berhasil menguasai aset tersebut, maka nilai US$12 miliar bisa menjadi tambahan besar. Jika sebagian korban pencurian tidak menuntut pengembalian, Bitcoin ini bisa tetap di tangan pemerintah.
Singkatnya, situasinya masih sangat dinamis. Pemerintah AS bisa saja gagal dalam upaya penyitaan, atau sebagian besar aset akan dikembalikan kepada pemilik sahnya. Namun jika berhasil mempertahankan sebagian dana, Cadangan Bitcoin negara bisa menjadi jauh lebih kuat.
Posting Komentar untuk "AS Bersiap Menyita Bitcoin Senilai US$12 Miliar, Namun Tujuan Penggunaannya Masih Jadi Pertanyaan"