Menjelang ‘Uptober’, Glassnode Tandai Gejala Kelelahan Pasar pada Bitcoin
Bitcoin (BTC) kini menghadapi risiko penurunan yang makin besar setelah baru-baru ini melewati level penting, menurut firma analitik on-chain Glassnode.
Indikator lain juga mengindikasikan potensi koreksi lebih dalam, dengan sentimen pasar yang mulai menunjukkan tekanan pasca reli akibat keputusan FOMC.
Meski demikian, banyak analis tetap optimis bahwa ‘Uptober’ mendatang dapat membawa sentimen positif bagi BTC. Pergerakan musiman ini berpeluang menstabilkan harga dan memicu optimisme baru di pasar.
Alasan Potensi Penurunan Harga Bitcoin
Dalam laporan terbaru, Glassnode menyatakan bahwa Bitcoin mulai menunjukkan tanda-tanda ‘kelelahan’ setelah pemotongan suku bunga oleh The Fed pekan lalu yang sempat mengerek harga hingga US$117.000.
“Bitcoin kini memasuki fase koreksi, sesuai pola klasik ‘beli rumor, jual berita’,” ungkap Glassnode.
Metrik fundamental juga mengindikasikan kerentanan. Long-term holders (LTHs) telah merealisasikan keuntungan besar selama periode ini, dengan total sekitar 3,4 juta BTC yang dicairkan—jumlah yang lebih tinggi dibanding siklus sebelumnya.
Glassnode menambahkan bahwa distribusi besar oleh para LTH ini biasanya menandai puncak pasar dalam sejarah.
“Berbeda dengan siklus sebelumnya yang hanya satu gelombang besar, siklus kali ini mengalami tiga lonjakan besar berturut-turut. Rasio Realized Profit/Loss menunjukkan setiap kali realisasi keuntungan mencapai lebih dari 90% dari koin yang dipindahkan, itu menandakan puncak siklus. Setelah melewati puncak ketiga tersebut, probabilitas kini mendukung fase koreksi atau pendinginan harga ke depan,” jelas para analis.
Sementara itu, perlambatan permintaan baru semakin memperparah tekanan jual yang ada. Arus bersih masuk ke ETF Bitcoin anjlok dari 2.600 BTC per hari menjadi hampir nol, bertepatan dengan peningkatan penjualan dari long-term holders (LTH).
“Arus masuk ETF selama ini berhasil menyeimbangkan penjualan dari LTH, namun dengan margin yang sangat tipis. Sekitar momen FOMC, distribusi LTH melonjak hingga 122 ribu BTC per bulan, sementara arus bersih ETF (rata-rata 7 hari) merosot dari 2.600 BTC per hari menjadi nyaris nol. Kombinasi antara tekanan jual yang meningkat dan permintaan institusional yang melemah menciptakan kondisi pasar yang rapuh dan membuka peluang untuk penurunan lebih lanjut,” jelas analisis tersebut.
Selain itu, pasar spot menunjukkan gejala stres dengan volume transaksi yang melonjak selama penjualan pasca-FOMC. Pasar futures mengalami deleveraging besar-besaran, dengan open interest turun miliaran dolar.
Pasar opsi pun berubah menjadi lebih defensif, di mana permintaan opsi put meningkat tajam dan skew juga melebar, menandakan kehati-hatian para trader. Dalam kondisi ini, Glassnode menyoroti level US$111.800—biaya dasar bagi holder jangka pendek—sebagai level penting yang harus dipertahankan.
“Dengan tekanan di pasar spot dan futures, level biaya dasar holder jangka pendek di US$111 ribu adalah support krusial. Jika gagal bertahan, risiko koreksi lebih dalam semakin tinggi,” tegas firma tersebut.
Sekarang, setelah Bitcoin turun di bawah biaya dasar tersebut, peluang penurunan lanjutan menjadi jauh lebih besar. Analis Quinten Francois memprediksi meski prospek jangka pendek kurang bullish, pasar kemungkinan akan bergerak sideways daripada turun tajam.
“BTC sudah melewati support di US$111.800 dan garis tren naik. Penutupan harian di bawah level ini menunjukkan kita masuk zona sideways, menunggu arah pergerakan selanjutnya. Kemungkinan harga bergerak mendatar dan likuiditas mulai mengalir ke altcoin, karena dominasi BTC (BTC.D) masih sangat bearish,” kata Francois.
Bisakah Uptober Menyelamatkan Bitcoin? Data Historis Tunjukkan Potensi Kuat
Meski menghadapi berbagai tantangan, faktor musiman memberikan gambaran yang lebih optimis. Oktober, atau ‘Uptober’ dalam komunitas kripto, secara historis adalah salah satu bulan terbaik bagi Bitcoin. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa rata-rata pengembalian BTC pada bulan ini mencapai 21,89%.
Selain itu, analis Darkfost mencatat bahwa selama 16 tahun terakhir, Bitcoin hanya mencatat kerugian pada bulan Oktober sebanyak empat kali saja.
“Sejak 2009, jika Anda membeli Bitcoin pada tanggal 1 Oktober, Anda akan mendapatkan keuntungan sebanyak 12 kali, dengan pengembalian tertinggi mencapai 213% pada tahun 2010. Melihat data lebih baru sejak 2020, investasi pada tanggal 1 Oktober biasanya memberikan keuntungan antara 7,5% hingga 30,5% hanya dalam satu bulan. Hal ini menunjukkan bahwa sulit menyangkal adanya efek musiman pada Bitcoin, meskipun ini mungkin juga bagian dari tren musiman yang lebih luas di pasar keuangan,” ujarnya.
Rekam jejak tersebut memicu optimisme pasar terhadap kemungkinan terjadinya reli harga di bulan Oktober.
Meski saat ini Bitcoin diperdagangkan di bawah level support penting, beberapa minggu ke depan akan menjadi momen krusial untuk melihat apakah BTC mampu memenuhi ekspektasi Uptober-nya atau justru koreksi akan berlanjut.



Posting Komentar untuk "Menjelang ‘Uptober’, Glassnode Tandai Gejala Kelelahan Pasar pada Bitcoin"