Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bitcoin Tetap di Bawah Level Tertinggi Sementara Emas Menguat—Apakah Momentum Kenaikan Akan Segera Terjadi?

 

Harga emas menembus rekor tertinggi baru di sesi perdagangan Asia hari Senin, dengan harga spot melonjak ke US$3.800 per ons. 

Kenaikan ini didorong oleh melemahnya dolar AS pasca pemotongan suku bunga Federal Reserve terbaru, serta ketegangan geopolitik yang terus meningkatkan permintaan aset safe-haven.

Pencapaian ini memicu spekulasi mengenai prospek Bitcoin (BTC). Banyak analis memperkirakan bahwa ‘emas digital’ ini mungkin akan mengikuti tren emas fisik dan berusaha merebut kembali level tertingginya.

Reli emas pada 2025 diprediksi bisa menjadi yang paling kuat sejak tahun 1979. Data menunjukkan emas naik 9,43% sepanjang September, membawa kenaikan tahunannya menjadi 45,2%. Baru-baru ini, harga logam mulia sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.811 per ons, sebelum terkoreksi ke US$3.805.

Ekonom Peter Schiff berpendapat bahwa emas menembus level tinggi bukan karena kebijakan The Fed yang benar atau keberhasilan ekonomi, melainkan mencerminkan kegagalan total kebijakan fiskal dan moneter saat ini.

Brian Rose, mantan bankir sekaligus pendiri London Real, mencatat bahwa emas telah memecahkan 38 rekor tertinggi sepanjang tahun ini.

“Ini bisa jadi reli emas terkuat sejak 1979, didorong oleh pemotongan suku bunga The Fed meski inflasi masih di atas 3%,” ujarnya.

Apakah Bitcoin Bisa Capai Rekor Tertinggi di ‘Uptober’?
Di sisi lain, Bitcoin berhasil menunjukkan ketahanan dengan kenaikan 3,2% selama salah satu bulan terlemah. Namun, harga BTC masih tertinggal 9,9% dari rekor tertingginya, sehingga muncul pertanyaan apakah bulan Oktober—yang sering disebut ‘Uptober’ sebagai bulan bullish bagi Bitcoin—akan mampu menutup gap tersebut.

Meski Oktober dikenal bullish untuk Bitcoin, korelasinya dengan emas kini memberikan sinyal yang beragam. Analis CryptoQuant, Maartunn, menyoroti bahwa korelasi antara Bitcoin dan emas saat ini negatif. Artinya, kenaikan emas tidak lagi menjadi indikator positif bagi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek.

“Emas naik sementara Bitcoin turun. Korelasi negatif antara keduanya masih berlanjut,” tulisnya.

Joe Consorti menyoroti bahwa emas sangat berkaitan erat dengan pasokan uang M2 global dengan sensitivitas hampir 1:1, sedangkan Bitcoin mulai terlepas dari pola ini sejak awal Mei.

Menurutnya, “Bitcoin tidak mengikuti M2 global dengan jeda sekitar 70 hari sejak Mei. Emas adalah aset high beta risk-off, sementara BTC adalah high beta risk-on.” Artinya, emas berperan sebagai safe-haven yang menguat saat investor mencari perlindungan di tengah tekanan dollar dan risiko geopolitik, sedangkan Bitcoin lebih bereaksi positif saat sentimen pasar optimis dan investor mengambil risiko.

Meski demikian, banyak analis masih optimistis bahwa reli emas akan diikuti oleh Bitcoin. Ted Pillows memperkirakan Bitcoin bisa naik hingga US$150.000 pada akhir kuartal keempat, meski dia juga mengingatkan kemungkinan koreksi 10%-15% terlebih dahulu untuk membersihkan posisi berlebihan sebelum kenaikan berikutnya.

Beberapa analis lain juga mencatat bahwa Bitcoin mungkin mengikuti tren emas dengan jeda waktu antara 100 hingga 200 hari.

Salah satu pengamat pasar menambahkan, “Dengan The Fed yang memangkas suku bunga, dollar melemah, dan kuartal keempat yang biasanya bullish bagi Bitcoin, panggung sudah disiapkan. Celah ini tidak akan bertahan lama. Bitcoin adalah yang berikutnya.”


Emas vs. Bitcoin: Mana yang Lebih Unggul?
Pertanyaan berikutnya adalah, jika Bitcoin akan mengikuti emas atau tidak, mana yang memberikan nilai lebih baik sebagai investasi?

Seorang pengamat pasar di X (Twitter) mencontohkan perbedaan menabung di Bitcoin dan emas dalam beberapa tahun terakhir. Dengan menabung US$50 per minggu sejak 2020, nilainya akan berubah menjadi 0,58 BTC senilai lebih dari US$63.000 sekarang, sementara tabungan yang sama dalam emas hanya menghasilkan sekitar 7,45 ons emas senilai sekitar US$28.000.

Namun, Bob Elliott, CIO dari Unlimited, berpendapat emas lebih stabil. Dalam empat tahun terakhir, hasil pengembalian kedua aset ini cukup seimbang, tapi emas memiliki volatilitas jauh lebih rendah.

Dia menjelaskan bahwa volatilitas emas hanya seperempat dari Bitcoin, dan korelasinya dengan pasar saham sekitar 14%, jauh lebih rendah dibandingkan Bitcoin yang sekitar 60%. Elliott menyoroti bahwa “Selama 5 tahun terakhir, Bitcoin tidak mengungguli emas secara konsisten dan berada pada posisi serupa sejak 2021. Dengan emas, Anda bisa mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan risiko volatilitas yang jauh lebih rendah.”

Namun, dia menekankan bahwa memiliki kedua aset secara bersamaan masuk akal karena masing-masing membawa keunggulan tersendiri: emas untuk kestabilan dan volatilitas rendah, Bitcoin untuk potensi pertumbuhan tinggi.


Posting Komentar untuk "Bitcoin Tetap di Bawah Level Tertinggi Sementara Emas Menguat—Apakah Momentum Kenaikan Akan Segera Terjadi?"