Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Sistem Keuangan Coinbase Membuat Pengguna Harus Menanggung Semua Risiko Sendiri?

 

Coinbase: Sistem Keuangan Modern yang Membebani Pengguna dengan Seluruh Risiko?

Sebagai bursa kripto terbesar di Amerika Serikat berdasarkan volume perdagangan, Coinbase kerap dianggap sebagai gerbang aman dan bereputasi tinggi dalam dunia aset digital. Banyak pengguna melihatnya sebagai pilihan “blue-chip” di tengah dinamika dan ketidakpastian exchange luar negeri. Namun, sorotan terbaru terhadap kebocoran data internal mengungkap sisi lain dari platform ini—yakni sebuah model keuangan yang mengalihkan hampir seluruh risiko kepada pengguna.

Model "Bank Terbalik" Coinbase

Berbeda dengan bank tradisional, di mana simpanan nasabah dilindungi oleh undang-undang, asuransi, dan regulasi ketat, Coinbase justru beroperasi dalam kerangka unik: diatur layaknya bank, namun tanpa kewajiban perlindungan yang sama.

Meski Coinbase harus melapor ke IRS, melakukan verifikasi aktivitas mencurigakan, dan mengikuti protokol anti pencucian uang (AML), mereka tidak bertanggung jawab atas kerugian pengguna akibat kebocoran data atau pencurian akun. Dalam sistem seperti ini, perusahaan mendapatkan keuntungan dari kepatuhan regulasi, sementara konsumen tetap memikul beban ketika terjadi kegagalan sistemik.

“Bayangkan kehilangan US$100.000 dan hanya mendapatkan kompensasi US$100—bahkan tidak cukup untuk membayar langganan Netflix,” sindir Sindhya Valloppillil, kolumnis Forbes.

Kebocoran Data Besar dan Dampaknya

Kritik terhadap Coinbase memuncak setelah kasus kebocoran data pada Mei 2025, di mana hampir 70.000 pengguna mengalami pencurian informasi pribadi seperti nomor Jaminan Sosial, identitas, dan data bank. Penyebabnya? Insider dari kontraktor pihak ketiga, TaskUs, yang diduga menjual data ke kelompok kriminal.

Meski Coinbase mengklaim tidak ada dompet kripto yang berhasil dibobol, risiko jangka panjang dari data pribadi yang tersebar di dark web tetap tinggi. Pengguna baru mengetahui insiden ini beberapa bulan setelah kebocoran sebenarnya terjadi.

Pengajuan hukum mengungkap bahwa skema perekrutan karyawan untuk menjual data ini sudah berjalan sejak 2024, memperlihatkan kerentanan besar dalam struktur keamanan pihak ketiga.

Cetakan Kecil: Perlindungan untuk Perusahaan, Bukan Pengguna

Perjanjian layanan Coinbase memberikan gambaran lebih jelas soal di mana prioritas perusahaan berada. Tanggung jawab finansial mereka dibatasi pada angka kecil—sekitar US$100 atau setara biaya layanan tahunan pengguna. Selain itu, klausul arbitrase membatasi pengguna untuk mengajukan gugatan kolektif, dan dalam beberapa kasus, bahkan bisa memaksa pengguna menanggung biaya hukum Coinbase sendiri.

Dengan kata lain, Coinbase telah membangun benteng hukum untuk melindungi dirinya, namun tidak memberikan perlindungan setara kepada para penggunanya. Ini adalah kebalikan dari sistem bank, di mana risiko didistribusikan dan nasabah mendapat perlindungan yang jelas.

Preseden Baru untuk Industri Kripto

Sebagai satu-satunya bursa kripto AS yang terdaftar di bursa saham dan mengelola lebih dari US$400 miliar aset, tindakan Coinbase menjadi barometer industri. Jika platform sebesar ini menormalkan praktik transfer risiko ke pelanggan, maka standar tersebut bisa dengan cepat menyebar ke seluruh ekosistem kripto.

Alih-alih menjadi pelindung aset digital, Coinbase bisa menjadi prototipe sistem keuangan baru—di mana pengawasan bersifat wajib, tapi perlindungan bersifat opsional.

“Coinbase mungkin terlihat seperti bank dari luar, tapi nyatanya tidak memberikan perlindungan sepadan kepada penggunanya. Citra ‘aman dan tepercaya’ itu sedang diuji,” tegas Valloppillil.



Posting Komentar untuk "Apakah Sistem Keuangan Coinbase Membuat Pengguna Harus Menanggung Semua Risiko Sendiri?"