Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Stablecoin Eropa Belum Sanggup Menandingi Kekuatan US Dollar

 

Stablecoin Meningkat di Eropa, Namun Dolar Masih Jadi Pilihan Utama

Adopsi stablecoin tengah berkembang pesat di Eropa dan kini nyaris sejajar dengan Amerika Serikat. Namun, arah perkembangannya tidak sejalan dengan ekspektasi banyak pihak. Sebab, mayoritas pengguna di wilayah tersebut justru lebih memilih stablecoin yang didukung oleh dolar AS ketimbang euro.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kedaulatan moneter Eropa, karena dominasi stablecoin berbasis USD makin menguat. Dalam wawancara bersama BeInCrypto, CEO AllUnity, Alexander Hoeptner, menyatakan bahwa meningkatnya minat terhadap stablecoin berbasis euro berpotensi menjadi solusi untuk mencegah penurunan peran euro dalam sistem keuangan digital.

Paradoks Adopsi Stablecoin di Kawasan Eropa
Meskipun penggunaan stablecoin meningkat tajam di Uni Eropa, tren tersebut belum sepenuhnya menguntungkan kawasan. Jenis stablecoin yang paling banyak digunakan justru berasal dari luar, terutama yang berbasis USD.

Berdasarkan data terbaru dari Crypto Rank, volume transaksi stablecoin di Amerika Utara melonjak hampir 42% antara 2024 hingga 2025. Sementara itu, pangsa transaksi Uni Eropa meningkat dari 16% menjadi 34% dalam periode yang sama—sebuah pertumbuhan signifikan, meski belum cukup untuk menggeser dominasi pasar Amerika.

USD Masih Mendominasi, Meski Adopsi Stablecoin Euro di Eropa Meningkat
Meski penggunaan stablecoin berbasis euro terus tumbuh, 99,8% dari total pasokannya masih didominasi oleh stablecoin berbasis dolar AS. Hal ini menjadi perhatian bagi para pemimpin Eropa, terutama di tengah upaya negara-negara dengan mata uang kuat untuk mempertahankan pengaruhnya dalam ekonomi digital global.

MiCA Dorong Perubahan Arah Stablecoin di Eropa
Dolar AS yang sudah mapan sebagai mata uang global membuatnya menjadi pilihan utama bagi pengguna aset digital. Sebelum regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) diperkenalkan pada Desember lalu, pengguna Eropa cenderung enggan menggunakan stablecoin berbasis euro karena minimnya insentif dan jaminan stabilitas.

Namun, ketergantungan terhadap stablecoin USD berarti Eropa harus tunduk pada kebijakan regulasi Amerika, yang bisa mengancam posisi euro di sistem keuangan internasional. MiCA hadir sebagai solusi, dengan menciptakan regulasi yang lebih jelas dan mendukung penggunaan stablecoin berbasis euro di kawasan tersebut.

Potensi Stablecoin Euro Sebagai Alternatif Strategis
Stablecoin berbasis euro memberikan alternatif yang lebih aman dan sesuai bagi konsumen serta bisnis di Eropa untuk melakukan transaksi digital, tanpa harus bergantung pada USD. Ini juga membantu memperkuat identitas digital dan mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar dalam perdagangan lintas batas.

Meski begitu, tantangan masih ada. Meskipun MiCA menawarkan regulasi terpadu, Uni Eropa belum memiliki satu kebijakan moneter yang solid seperti halnya AS. Hal ini menyulitkan penguatan adopsi stablecoin secara menyeluruh.

Lembaga Keuangan Tradisional Perlu Beradaptasi
Perubahan ke arah stablecoin euro kerap dihadang oleh resistensi dari lembaga keuangan lama, yang cenderung berhati-hati terhadap perubahan sistem yang telah mereka bangun selama puluhan tahun. Namun, menurut Alexander Hoeptner, CEO AllUnity, ancaman terbesar justru datang dari keengganan mereka untuk beradaptasi.

Jika dikelola dengan tepat, stablecoin swasta yang didukung euro bisa menjadi pelengkap euro digital—versi resmi digital dari mata uang UE. Keduanya dapat bekerja berdampingan, menawarkan stabilitas dan fleksibilitas dalam kerangka keuangan digital Eropa.

Menuju Kemandirian Finansial Eropa
Dengan adopsi yang meningkat dan dukungan regulasi yang kuat seperti MiCA, stablecoin euro berpotensi mengurangi ketergantungan kawasan terhadap dolar AS. Penggabungan antara euro digital dan stablecoin euro dapat memperkuat kedaulatan ekonomi UE, meningkatkan daya saing global, serta menciptakan sistem keuangan yang lebih mandiri dan terintegrasi.





Posting Komentar untuk "Stablecoin Eropa Belum Sanggup Menandingi Kekuatan US Dollar"