Horor Kripto: Uang Senilai US$100.000 Dirampok di Parkiran Mal
Transaksi Kripto Berujung Teror: US$100.000 Dirampok Brutal di Parkiran Mal Bangkok
Sebuah malam yang seharusnya biasa saja berubah menjadi mimpi buruk bagi tiga orang di Bangkok. Mereka datang ke sebuah mal, membawa uang tunai senilai 3,4 juta baht—setara US$100.000—untuk membeli kripto secara langsung.
Tapi sebelum kesepakatan terjadi, lima pria bersenjata muncul dari bayang-bayang parkiran. Dalam hitungan detik, uang raib, dan para korban hanya bisa menyaksikan ketakutan berubah nyata.
Diduga, para pelaku bukan perampok acak. Mereka kemungkinan adalah bagian dari transaksi—entah sebagai penyusun skenario atau bahkan orang yang sama dengan “penjual kripto” itu sendiri. Sebuah skenario yang sudah dirancang sejak awal.
Pihak berwenang kini memburu para pelaku. Mereka mengantongi data tentang kendaraan pelarian, tapi ada satu masalah besar: mobil itu juga dilaporkan dicuri sebelum perampokan. Rantai kejahatan ini seolah saling terhubung, rapi—dan menghilang tanpa jejak.
Yang membuat kasus ini makin rumit, tidak ada jejak blockchain. Karena uang ditransaksikan secara tunai, tidak ada bukti digital. Tidak ada dompet, tidak ada hash, tidak ada pelacakan.
Dan ini bukan yang pertama. November tahun lalu, seorang warga Ukraina diculik di Phuket dan dipaksa menyerahkan USDT senilai 250.000 dolar. Salah satu pelaku? Mantan rekan bisnisnya sendiri. Modusnya hampir sama—perangkap transaksi, lalu kekerasan.
Kini, banyak yang percaya: penjual dan perampok bisa jadi satu pihak yang sama. Kolusi yang menyaru sebagai kesepakatan. Dan dengan minimnya fasilitas seperti ATM kripto di Thailand, transaksi tatap muka jadi ladang empuk bagi para penjahat.
Posting Komentar untuk "Horor Kripto: Uang Senilai US$100.000 Dirampok di Parkiran Mal"