Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Chainlink Naik Tajam Berkat Langkah Strategis yang Dorong Kepatuhan Regulasi Aset Kripto

 

Dalam sehari terakhir, harga LINK — token utama dari proyek Chainlink — mencatat lonjakan hampir 12%, memicu minat besar dari komunitas kripto.

Seiring semakin jelasnya arah regulasi, Chainlink tampil sebagai penghubung strategis antara dunia keuangan tradisional dan teknologi blockchain.

Langkah Strategis Genius: Pemicu Reli Chainlink
Kenaikan harga LINK kali ini tampaknya bukan sekadar dorongan sesaat. Ini mengindikasikan adanya perubahan struktural yang lebih dalam dalam ekosistem Chainlink.

Salah satu faktor utama di balik lonjakan harga LINK adalah disahkannya Genius Bill Act, yang memberikan kepastian hukum bagi stablecoin dan aset digital, serta mengizinkan bank-bank AS untuk secara legal menyimpan aset kripto dan stablecoin.

“Regulasi stablecoin di AS akan memicu ledakan stablecoin baru, baik di AS maupun global. Semua stablecoin ini memerlukan bukti cadangan dan konektivitas lintas chain — keduanya hanya tersedia dalam satu paket melalui Chainlink,” jelas Sergey Nazarov, CEO sekaligus Co-founder Chainlink.

Dalam konteks ini, Chainlink muncul sebagai fondasi penting yang menjembatani aset dunia nyata dengan blockchain. Ketika Genius Act mulai diberlakukan, institusi keuangan tradisional akan membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan aset digital secara legal dan aman. Inilah peran penting ACE (Automated Compliance Engine) milik Chainlink.

ACE dirancang untuk menjamin bahwa transaksi lintas chain dan penyimpanan aset digital sepenuhnya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dengan bank yang kini diizinkan untuk memasuki dunia kripto secara resmi, ACE menjadi alat penting bagi kepatuhan — dan mendorong meningkatnya permintaan terhadap token LINK dalam ekosistemnya.

Seorang pengguna X menyatakan:

“Genius Bill disahkan, stabilitas regulasi terjamin. Bank kini dapat menyimpan dan bahkan menerbitkan stablecoin mereka sendiri. Sebagian besar tidak punya kapasitas R&D untuk membangun infrastruktur tersebut. Chainlink ACE adalah jawabannya.”


Permintaan LINK Naik, Pasokan Menipis

Selain faktor regulasi, lonjakan harga LINK juga dipengaruhi oleh penurunan pasokan token di bursa ke titik terendah sepanjang sejarah. Ini menandakan meningkatnya kepercayaan jangka panjang terhadap proyek Chainlink.

Dengan berkurangnya tekanan jual dan naiknya permintaan dari fitur-fitur seperti staking, layanan oracle data, dan sistem kepatuhan ACE, tekanan beli terhadap LINK kemungkinan akan terus meningkat — membuka potensi reli lanjutan.

Selain itu, Chainlink Standard — sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk menghubungkan data antara jaringan blockchain dan sistem keuangan tradisional — kini semakin luas diadopsi dalam dunia keuangan.

Dalam pembaruan terbarunya, CEO Chainlink, Sergey Nazarov, menegaskan bahwa visi perusahaan kini telah berevolusi. Chainlink tidak lagi sekadar menjadi oracle data, melainkan mentransformasikan diri menjadi infrastruktur data yang memprioritaskan kepatuhan regulasi untuk mendukung sistem keuangan global.

“Masa depan sistem keuangan global akan berada di on-chain. Dunia on-chain memerlukan seperangkat standar global [Chainlink Standard] agar transaksi on-chain dapat berjalan dengan andal — baik di dalam suatu negara maupun lintas batas negara — guna membentuk sistem keuangan global yang baru,” ujar Sergey Nazarov.


Fase Pertumbuhan Strategis

Didukung oleh:

  • Kemajuan regulasi yang positif,

  • Teknologi yang semakin matang,

  • Kolaborasi strategis dengan institusi keuangan besar,

  • Serta meningkatnya kepercayaan dari investor,

Chainlink kini memasuki fase pertumbuhan strategis yang baru. Lonjakan harga 12% dalam 24 jam terakhir diyakini bukan sekadar reaksi jangka pendek, melainkan awal dari siklus pemulihan dan ekspansi jangka panjang.

Posting Komentar untuk "Chainlink Naik Tajam Berkat Langkah Strategis yang Dorong Kepatuhan Regulasi Aset Kripto"