Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bitcoin Bisa Goyang! Ini 4 Rilis Ekonomi AS yang Wajib Diwaspadai Pekan Ini

 

Bitcoin Kembali Cetak Rekor, Tapi Empat Sinyal Ekonomi AS Ini Bisa Jadi Penentu Arah Selanjutnya

Bitcoin (BTC) mencatat performa impresif sepanjang akhir pekan dengan mencetak dua all-time high (ATH) secara beruntun pada Sabtu dan Minggu. Namun, di balik reli yang sedang berlangsung, pasar masih menantikan sejumlah faktor penting yang dapat mengubah arah harga dalam waktu dekat.

Salah satu penggerak utama adalah empat sinyal ekonomi utama dari Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis minggu ini. Di luar faktor institusional dan sentimen pasar kripto itu sendiri, data makroekonomi ini bisa menjadi katalis yang menentukan apakah Bitcoin mampu mempertahankan momentumnya atau justru terkoreksi.

1. Indeks Harga Konsumen (CPI)

Indikator paling krusial minggu ini adalah Consumer Price Index (CPI) atau indeks harga konsumen, yang dijadwalkan rilis pada Selasa, 15 Juli. CPI mengukur tingkat inflasi di tingkat konsumen dan menjadi acuan utama bagi kebijakan suku bunga The Fed.

Menurut MarketWatch, ekonom memperkirakan inflasi Juni akan naik menjadi 2,7%, lebih tinggi dari 2,4% pada Mei. Kenaikan ini, jika terealisasi, akan memperkuat tren inflasi yang mulai terlihat sejak Februari lalu.

Sebagai catatan, data CPI terakhir menunjukkan peningkatan pertama dalam empat bulan, dan pembacaan di atas 2,4% akan menandakan bahwa tekanan inflasi masih berlanjut—sebuah sinyal yang bisa memicu spekulasi lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter AS dan, secara tak langsung, mempengaruhi harga Bitcoin.

Jika angka CPI Juni melampaui 2,4%, pasar kemungkinan akan menafsirkan hal ini sebagai sinyal bahwa Federal Reserve mungkin akan mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama. Kondisi ini berpotensi memberikan tekanan pada harga Bitcoin (BTC) karena ekspektasi terhadap suku bunga tinggi dan likuiditas yang lebih ketat.

Sebaliknya, jika inflasi turun di bawah 2,4%, pelaku pasar bisa mulai memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih awal, yang akan menjadi dorongan positif bagi aset berisiko seperti Bitcoin.

Namun, bukan hanya data CPI yang jadi sorotan. Sejumlah pejabat Federal Reserve juga dijadwalkan memberikan pernyataan publik pada hari yang sama, yang bisa memperbesar volatilitas pasar. Investor akan mencermati dengan seksama setiap komentar terkait arah kebijakan moneter—apakah The Fed tetap hawkish, atau mulai melunak.

2. Indeks Harga Produsen (PPI)

Tak kalah penting dari CPI, Producer Price Index (PPI) juga menjadi fokus pasar kripto minggu ini. Berbeda dari CPI yang mengukur harga di tingkat konsumen, PPI mencerminkan perubahan harga rata-rata yang diterima produsen untuk barang dan jasa mereka.

Pada bulan Mei lalu, PPI tahunan mencatat kenaikan sebesar 2,6%. Untuk Juni, rilis data dijadwalkan pada Rabu, 16 Juli, dan analis memperkirakan peningkatan moderat.

Jika PPI Juni kembali naik, pasar bisa menganggap bahwa tekanan inflasi masih berlanjut dari sisi produsen. Hal ini dapat memicu ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi, yang biasanya berdampak negatif bagi Bitcoin karena memperketat likuiditas. Sebaliknya, penurunan PPI akan menjadi kabar baik bagi pasar, karena mengindikasikan inflasi mulai mereda dan membuka ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar—yang cenderung mendukung aset berisiko seperti BTC.


3. Data Klaim Pengangguran Awal

Perhatian investor minggu ini juga tertuju pada klaim pengangguran awal, yang akan dirilis pada Kamis, 17 Juli. Meskipun inflasi tetap jadi fokus utama, data pasar tenaga kerja mulai menjadi katalis baru yang diperhatikan pelaku pasar untuk menilai kekuatan ekonomi AS.

Pada minggu yang berakhir 5 Juli, sebanyak 227.000 warga AS mengajukan klaim asuransi pengangguran. Untuk minggu berikutnya, proyeksi terbaru menunjukkan potensi kenaikan menjadi 233.000 klaim.

Kenaikan klaim pengangguran biasanya mencerminkan pelemahan pasar tenaga kerja, yang bisa menurunkan tekanan inflasi dan membuka peluang bagi pemangkasan suku bunga. Dalam konteks ini, data yang lebih lemah dari ekspektasi bisa mendukung harga Bitcoin, karena pasar melihat adanya peluang peningkatan likuiditas dan pelonggaran moneter.

4. Klaim Pengangguran Awal: Isyarat Peluang Pemangkasan Suku Bunga

Kenaikan jumlah klaim pengangguran awal dapat menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah, sebuah indikator penting bagi Federal Reserve. Ketika sektor ketenagakerjaan melambat, tekanan terhadap inflasi bisa berkurang—dan ini dapat mendorong ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga guna mendukung pemulihan ekonomi.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan nilai dolar AS, sekaligus meningkatkan daya tarik aset berisiko seperti Bitcoin dan kripto lainnya. Karena itu, lonjakan klaim pengangguran yang signifikan berpotensi menjadi katalis positif untuk pergerakan BTC dalam jangka pendek.


5. Sentimen Konsumen: Cerminan Optimisme Pasar

Indikator makro lain yang patut dicermati adalah Indeks Sentimen Konsumen AS, yang dijadwalkan rilis pada Jumat, 19 Juli. Indeks ini menggambarkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan, yang pada akhirnya memengaruhi perilaku konsumsi dan investasi.

Untuk bulan Juli, para ekonom memperkirakan indeks ini akan naik ke level 62,0, dari 60,7 pada Juni. Angka yang lebih tinggi dapat mencerminkan optimisme ekonomi, namun juga bisa mengurangi kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed. Ini berpotensi menekan Bitcoin, karena dolar menguat dan selera risiko melemah.

Sebaliknya, jika hasil laporan menunjukkan penurunan sentimen konsumen, pasar bisa menilai bahwa ekonomi sedang melambat, memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga—sebuah skenario yang cenderung menguntungkan Bitcoin dan aset digital lainnya.



Posting Komentar untuk "Bitcoin Bisa Goyang! Ini 4 Rilis Ekonomi AS yang Wajib Diwaspadai Pekan Ini"