Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aksi MicroStrategy Dapat Menyulut Efek Domino Likuidasi di Pasar Bitcoin

 

MicroStrategy Jadi Sorotan: Risiko Likuidasi Mengintai Pasar Kripto

Para analis mulai menyuarakan kekhawatiran terhadap posisi MicroStrategy—perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin (BTC) terbesar di dunia. Dengan menguasai lebih dari 597.000 BTC, yang mewakili sekitar 3% dari total pasokan Bitcoin global, perusahaan ini dinilai tengah duduk di atas potensi "bom waktu" finansial yang bisa mengguncang pasar kripto secara keseluruhan.

Taruhan Besar MicroStrategy Capai US$71 Miliar, Picu Kekhawatiran Risiko Sistemik

Dalam reli terbaru yang mendorong harga Bitcoin mendekati level US$120.000—sebuah rekor tertinggi baru (ATH)—peran investor institusional semakin dominan. Di antara para pemain besar tersebut, MicroStrategy menonjol dengan kepemilikan senilai lebih dari US$71 miliar dalam bentuk Bitcoin. Posisi besar ini menjadikan perusahaan sebagai salah satu faktor sistemik paling signifikan yang berpotensi memicu likuidasi besar-besaran jika pasar berbalik arah.

Kerapuhan Strategi Bitcoin MicroStrategy Jadi Sorotan Analis

Leshka.eth, seorang Key Opinion Leader (KOL) sekaligus ahli strategi investasi, menyoroti besarnya skala dan potensi kerentanan dari strategi Bitcoin yang dijalankan oleh MicroStrategy.

“Semua orang sedang merayakan, padahal ini menciptakan risiko likuidasi terbesar di dunia kripto,” tulis Leshka dalam pernyataannya.

Utang Besar, Tanpa Penyangga Kas

Analis mencatat bahwa portofolio Bitcoin senilai US$71 miliar milik MicroStrategy dibangun di atas utang konversi sebesar US$7,2 miliar yang dikumpulkan sejak tahun 2020. Harga beli rata-rata Bitcoin perusahaan ini tercatat di angka US$70.982. Jika harga BTC jatuh di bawah titik tersebut, kerugian yang terjadi bukan lagi sekadar catatan akuntansi, melainkan potensi tekanan langsung terhadap neraca keuangan perusahaan.

Berbeda dengan ETF Bitcoin spot yang memiliki sistem kas dan mekanisme penebusan investor, MicroStrategy tidak memiliki "penyangga". Artinya, setiap penurunan harga Bitcoin akan langsung menggerus valuasi perusahaan dan bisa memicu penjualan aset untuk membayar kewajiban jika situasi memburuk.

“Ini bukan hanya investasi Bitcoin ber-beta tinggi. Ini adalah taruhan berleverage dengan ruang kesalahan yang sangat sempit,” tegas Leshka.

Siklus Umpan Balik Berisiko

Banyak investor melihat saham MicroStrategy (MSTR) sebagai sarana alternatif untuk mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin, bahkan lebih likuid dibanding ETF. Namun, pendekatan ini membawa risiko tersendiri. Leshka menjelaskan bahwa saham MSTR sering diperdagangkan jauh di atas nilai aset bersihnya (NAV), kadang mencapai premi hingga 100%.

Model ini menciptakan semacam “loop umpan balik”—di mana harga saham yang naik memungkinkan perusahaan mengumpulkan dana baru untuk membeli lebih banyak Bitcoin. Namun, jika sentimen investor memburuk dan premi tersebut menghilang, maka akses MicroStrategy ke pendanaan baru bisa tertutup. Dalam skenario seperti itu, perusahaan bisa dipaksa untuk mengambil keputusan ekstrem terhadap kepemilikan Bitcoinnya.


Bayang-Bayang Terra-LUNA: Risiko Sistemik di Depan Mata?

Utas analisis ini merujuk pada tragedi keuangan yang terjadi pada ekosistem Terra-LUNA di tahun 2022, ketika kapitalisasi pasar senilai US$40 miliar menghilang akibat spiral leverage yang serupa. Perbandingan ini mempertegas bahwa risiko sistemik bukan sekadar teori—melainkan telah terjadi sebelumnya.

Bisnis Inti Melemah, Ketergantungan pada Bitcoin Menguat

Kerentanan MicroStrategy semakin dalam dengan melemahnya bisnis intinya. Pendapatan dari sektor perangkat lunak turun ke titik terendah dalam 15 tahun terakhir, hanya mencapai US$463 juta pada 2024. Di saat yang sama, jumlah karyawan menyusut lebih dari 20% sejak 2020.

Kini, MicroStrategy lebih menyerupai dana investasi Bitcoin dengan diversifikasi yang sangat minim. Artinya, kinerja perusahaan sepenuhnya bergantung pada pergerakan pasar kripto.

Sentralisasi yang Bertentangan dengan Semangat Desentralisasi

Di sisi lain, muncul kritik bahwa kepemilikan 3% dari seluruh Bitcoin yang beredar oleh satu entitas menimbulkan risiko sistemik terhadap filosofi desentralisasi yang menjadi dasar Bitcoin. Leshka menegaskan, bahwa Bitcoin dirancang untuk menghindari kendali terpusat—dan saat satu entitas menjadi titik kegagalan tunggal, nilai fundamentalnya dipertaruhkan.

Namun Tidak Semua Analis Bersikap Pesimis

Meski begitu, tidak semua analis melihat situasi ini sebagai ancaman besar dalam waktu dekat. Obligasi konversi MicroStrategy memiliki jatuh tempo bertahap antara 2027 hingga 2031, dengan kewajiban bunga jangka pendek yang relatif ringan. Selama Bitcoin tidak jatuh di bawah level kritis US$30.000, risiko likuidasi paksa dianggap kecil.

Selain itu, jika terjadi tekanan keuangan, perusahaan masih memiliki opsi untuk menjual saham (ekuitas) guna mengumpulkan dana, tanpa harus langsung melepas kepemilikan BTC mereka.

Namun Risiko Struktural Tetap Ada

Meskipun mitigasi risiko tersedia, kekhawatiran utama tetap pada struktur strategi yang rapuh—di mana keberlanjutan sangat bergantung pada optimisme pasar dan keberhasilan dalam menghimpun modal melalui premi saham. Ketika premis ini goyah, seluruh sistem bisa ikut terguncang.




Posting Komentar untuk "Aksi MicroStrategy Dapat Menyulut Efek Domino Likuidasi di Pasar Bitcoin"