Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

29% Pasokan Ethereum Kini Terkunci dalam Staking, Picu Perubahan Dinamika Pasar

 

Ethereum di Ambang Guncangan Pasokan, Posisi Short Melejit Tajam

Ethereum (ETH) sedang menghadapi potensi guncangan pasokan besar-besaran. Tiga faktor utama menjadi pemicunya: lonjakan posisi short dengan leverage, jumlah staking yang mencetak rekor baru, dan penurunan tajam likuiditas di bursa.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah ETH sedang bersiap untuk reli bullish, atau justru mengarah pada krisis likuiditas serupa dengan “Black Thursday”?

Tekanan Pasokan Semakin Terasa

Sinyal peringatan terbaru datang dari data yang dibagikan oleh akun X (dulu Twitter) ZeroHedge. Dalam grafik tersebut, tercatat bahwa posisi short leverage Ethereum telah melonjak hingga -13.291 kontrak pada perdagangan OTC dan tunai secara agregat. Angka ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah, dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas short selling sejak awal 2025—sebuah indikasi kuat bahwa hedge fund mulai bersikap agresif terhadap pergerakan harga ETH.

Strategi Hedge Fund Jadi Pemicu, Bukan Sentimen Bearish

Pakar kripto Fejau menegaskan lewat unggahan di platform X bahwa lonjakan posisi short terhadap Ethereum bukanlah cerminan sentimen bearish, melainkan hasil dari strategi basis trade. Hedge fund kini memanfaatkan selisih harga antara kontrak berjangka (futures) ETH di CME dan pasar spot untuk meraih keuntungan berkelanjutan dalam kondisi pasar yang mengalami contango—yakni saat harga futures lebih tinggi daripada harga spot.

“Alasan utama posisi short besar di ETH adalah strategi basis trade. Dana-dana ini bisa memperoleh keuntungan tahunan sekitar 9,5% dengan melakukan short di futures CME dan membeli ETH di pasar spot—sambil mendapatkan hasil staking sebesar 3,5%. Karena itu, mereka memilih ETH dibanding BTC untuk mengejar imbal hasil bersih netral hingga 13%,” jelas Fejau.

Staking Ethereum Pecahkan Rekor, Pasokan Kian Menyusut

Selain itu, tekanan pasokan pada ETH semakin meningkat karena jumlah staking mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Berdasarkan data Dune Analytics, saat ini lebih dari 29,03% dari total pasokan Ethereum telah terkunci dalam staking. Artinya, dari total suplai ETH, hanya sekitar 121 juta koin yang masih beredar bebas di pasar.

Fenomena ini memperkuat narasi “kejutan pasokan” yang tengah terbentuk—menyebabkan semakin sedikit ETH yang tersedia di pasar likuid, dan berpotensi mendorong harga jika permintaan tiba-tiba melonjak.

ETH Mengalir Keluar dari Bursa, Whale dan Korporasi Ambil Posisi

Data on-chain terbaru menunjukkan bahwa Ethereum mulai meninggalkan bursa dalam jumlah signifikan, bertepatan dengan rebound harga ke kisaran US$3.000. Arus keluar ini sebagian besar didorong oleh aksi akumulasi dari investor besar—termasuk whale dan institusi seperti SharpLink.

Kurangnya likuiditas di bursa turut memperkuat tekanan naik pada harga, terutama saat permintaan melampaui pasokan. Pada hari Jumat lalu saja, tercatat sebanyak 140.120 ETH (senilai sekitar US$393 juta) ditarik dari bursa kripto. Ini merupakan penarikan harian terbesar dalam lebih dari sebulan terakhir, menurut data dari Sentora.

Proyeksi Bullish dan Ancaman Risiko Basis Trade

Optimisme pasar turut diperkuat oleh proyeksi analis seperti MerlijnTrader, yang memprediksi harga Ethereum bisa mencapai US$10.000 di siklus pasar ini. Faktor pendorongnya mencakup kemungkinan terjadinya short squeeze, tingginya ETH yang terkunci dalam staking, serta potensi disetujuinya Ethereum Staking ETF di akhir tahun—yang semuanya memperkuat narasi “kejutan pasokan”.

Namun di balik potensi bullish ini, tersimpan risiko serius. Meskipun strategi basis trade menawarkan imbal hasil menarik, ia sangat rentan terhadap guncangan harga mendadak. Sejarah mencatat bahwa volatilitas ekstrem, seperti yang terjadi saat “Black Thursday” pada 2020, bisa menggagalkan strategi semacam ini. Jika ekspektasi pasar tidak terwujud dan harga ETH gagal melonjak, hedge fund yang terjebak dalam basis trade bisa mengalami kerugian besar—dan hal itu bisa memicu krisis kepercayaan pasar secara luas.

Meski telah menembus kembali angka psikologis US$3.000, harga Ethereum saat ini masih tertinggal sekitar 38% dari puncak tertingginya yang tercatat pada November 2021.


Posting Komentar untuk "29% Pasokan Ethereum Kini Terkunci dalam Staking, Picu Perubahan Dinamika Pasar"