Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hashrate Bitcoin Turun Tajam di Bulan Juni, Para Ahli Beda Pendapat Soal Penyebabnya

 

Hashrate Bitcoin Turun Tajam pada Juni: Ketegangan Geopolitik atau Faktor Lain?

Pada Juni 2025, hashrate Bitcoin mendadak anjlok ke titik terendah dalam lebih dari setahun. Penurunan signifikan ini memunculkan berbagai spekulasi, terutama terkait meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Banyak pihak mempertanyakan apakah faktor geopolitik turut berperan dalam melemahnya kekuatan jaringan Bitcoin ini.

Namun, pendapat para analis masih terbagi. Ada yang menduga bahwa kondisi politik global menjadi pemicu utama, sementara yang lain melihat alasan teknis dan ekonomi sebagai penyebab utamanya. Artikel ini mengulas lebih dalam kedua sisi perdebatan.

Penurunan Setelah Rekor Tertinggi – Apakah Iran Berperan?

Hashrate merupakan indikator penting yang mencerminkan total kekuatan komputasi yang digunakan untuk mengamankan jaringan Bitcoin. Ketika nilainya tinggi, artinya banyak penambang aktif, yang berarti jaringan lebih kuat dan aman. Sebaliknya, penurunan hashrate menunjukkan bahwa sebagian penambang menghentikan operasinya — biasanya karena faktor eksternal seperti biaya tinggi, gangguan infrastruktur, atau tekanan regulasi.

Menurut data dari CryptoQuant, rata-rata hashrate Bitcoin selama tujuh hari terakhir turun menjadi sekitar 800 EH/s — level terendah sejak Maret 2025. Turunnya angka ini setelah sebelumnya mencetak rekor baru memicu diskusi sengit tentang penyebab sebenarnya.


Penurunan tajam hashrate ini terjadi dalam kurun waktu 14 hingga 24 Juni, bertepatan dengan meningkatnya ketegangan militer yang melibatkan Israel, Amerika Serikat, dan Iran.

Nic, pendiri CoinBureau, mengemukakan sebuah teori kontroversial. Ia menyatakan kemungkinan bahwa Iran menggunakan cadangan minyaknya untuk menghasilkan Bitcoin, sebagai cara menghindari sanksi internasional dan membiayai kebutuhan negara.

Dalam unggahan di platform X, Nic memperkirakan bahwa sekitar 3,1% dari total hashrate global Bitcoin mungkin berasal dari wilayah Iran.

Ia menilai bahwa penurunan hashrate setelah serangan udara AS mungkin bukan suatu kebetulan. Menurutnya, fasilitas penambangan Bitcoin yang dijalankan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) bisa saja menjadi sasaran serangan tersebut.

Teori ini mendapat dukungan dari firma analitik blockchain Elliptic, yang sebelumnya melaporkan bahwa Iran telah memanfaatkan aktivitas mining Bitcoin sebagai cara untuk mengatasi tekanan sanksi internasional.

Analis lainnya, Mike Alfred, bahkan menyampaikan klaim yang lebih ekstrem. Ia menyatakan bahwa Iran tidak hanya menggunakan Bitcoin untuk menghindari sanksi, tetapi juga menjual hasil penambangannya—yang sebagian diperoleh melalui aktivitas peretasan—untuk mendanai program rudal dan memperkuat infrastruktur pengayaan uraniumnya.

Max Keiser menambahkan dimensi baru ke dalam diskusi ini. Dalam komentarnya kepada BeInCrypto, ia menyatakan, “Kita mungkin telah memasuki era di mana negara-negara saling menyerang fasilitas mining Bitcoin, sebagai bagian dari perang hash global yang saya prediksi sejak 2017.”

Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya.

Rob Warren, penulis The Bitcoin Miner’s Almanac, mengemukakan bahwa penurunan hashrate mungkin bukan disebabkan oleh konflik internasional, melainkan oleh faktor internal di Amerika Serikat. Ia menunjukkan bahwa gelombang panas ekstrem di AS berpotensi menjadi penyebab utama turunnya aktivitas penambangan, bukan eskalasi militer di Iran.

“Tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti berapa banyak penambang yang aktif pada suatu waktu. Satu-satunya indikator tidak langsung yang kita miliki untuk memperkirakan hashrate adalah waktu pembuatan blok,” jelas Warren. “Menurut dugaan saya, penurunan hashrate ini disebabkan oleh gelombang panas ekstrem di Amerika Serikat, ditambah berbagai faktor lain yang belum diketahui. Saya ragu Iran menjadi satu-satunya penyebab.”

Pandangan Warren ini diamini oleh investor teknologi Daniel Batten. Ia mengutip prinsip Occam’s Razor, yang menyatakan bahwa penjelasan paling sederhana biasanya yang paling benar.

Batten menyebut bahwa suhu ekstrem di Texas belakangan ini telah meningkatkan permintaan listrik pada jaringan ERCOT (Electric Reliability Council of Texas), sehingga membuat para penambang kripto harus mengurangi operasional mereka demi menghindari potensi kelebihan beban pada jaringan listrik.

Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) memperkuat argumen tersebut, menunjukkan bahwa konsumsi listrik di Texas meningkat tajam, sebagian besar dipicu oleh pertumbuhan data center dan fasilitas mining kripto. Proyeksi menunjukkan bahwa pembangkit listrik berbahan bakar gas alam di wilayah ini akan naik sekitar 8% pada 2025.

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan gangguan cuaca ekstrem, komunitas kripto global terus memantau situasi demi memahami dampak sebenarnya. Apa pun penyebabnya, penurunan tajam dalam hashrate ini diperkirakan akan memberikan efek jangka panjang terhadap harga Bitcoin serta strategi penambangan ke depan.




Posting Komentar untuk "Hashrate Bitcoin Turun Tajam di Bulan Juni, Para Ahli Beda Pendapat Soal Penyebabnya"