Sidang Ulang Kasus ‘Sandwich Bot’ Ethereum Senilai US$25 Juta Membawa Perdebatan antara Kode dan Nilai ke Ruang Pengadilan
Setelah 18 hari penuh ketegangan di pengadilan federal Manhattan, persidangan AS v. Peraire-Bueno akhirnya berakhir dengan putusan salah pengadilan (mistrial).
Hakim Jessica G.L. Clarke mengumumkan hasil tersebut pada Jumat malam, menjelaskan bahwa juri mengalami kebuntuan dan tidak mampu mencapai keputusan bulat atas tuduhan penipuan digital serta pencucian uang. Kasus ini mencerminkan kompleksitas yang mirip dengan perkara antara Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan Tornado Cash.
Sidang Senilai US$25 Juta Menguji Apakah Kode Bisa Menjadi Kejahatan
Kasus ini berfokus pada dua bersaudara lulusan MIT, Benjamin dan Noah Peraire-Bueno, yang dituduh mengeksploitasi sistem Maximal Extractable Value (MEV) di jaringan Ethereum.
MEV merupakan mekanisme penting yang menentukan urutan transaksi dalam blok blockchain. Jaksa menuduh keduanya menjalankan strategi “sandwich attack” — memanipulasi urutan transaksi demi mengantongi sekitar US$25 juta dari para trader lain.
Wartawan Matthew Russell Lee dari Inner-City Press menyebut perkara ini sebagai salah satu kasus kripto paling kompleks secara teknis, karena menguji batas antara oportunisme algoritmik dan niat kriminal.
Pihak pembela berargumen bahwa kedua terdakwa hanya memanfaatkan kode publik blockchain, sesuatu yang menurut mereka “sepenuhnya sesuai dengan aturan sistem.” Sebaliknya, jaksa menggambarkan tindakan mereka sebagai perampokan digital terencana, yang dikemas dalam bentuk strategi teknis canggih.
Setelah tiga hari musyawarah, juri gagal mencapai kesepakatan, sehingga hakim memutuskan persidangan berakhir tanpa vonis.
Kode vs. Niat: Area Abu-Abu Hukum dalam Dunia DeFi
Selama proses persidangan, juri dilaporkan kesulitan menentukan bagaimana menerapkan konsep mens rea — niat kriminal — di dalam konteks decentralized finance (DeFi) yang bersifat terbuka dan tanpa otoritas pusat.
Menurut transkrip yang dibagikan Lee, pengacara pembela Looby menekankan bahwa pemerintah mencoba menghapus konteks teknis dari pembahasan, padahal terdakwa “meyakini mereka beroperasi dalam kerangka mekanisme Ethereum, bukan dalam niat menipu.”
Jaksa menolak argumen tersebut, menegaskan bahwa para terdakwa “bertujuan menyimpang”, menggunakan sistem yang seharusnya transparan untuk menipu dan memperkaya diri.
Hakim Clarke menegaskan bahwa dalam undang-undang yang berlaku saat ini, tidak ada ketentuan yang secara jelas menyatakan bahwa terdakwa mengetahui tindakan mereka melanggar hukum — menunjukkan masih kaburnya definisi hukum untuk aktivitas berbasis kode di blockchain.
Dampak dan Ketidakpastian Hukum
Putusan salah pengadilan ini meninggalkan ketidakpastian besar bagi regulator, pengembang, dan komunitas DeFi. Kasus Peraire-Bueno semestinya bisa menjadi preseden penting dalam menentukan apakah eksploitasi berbasis kode di jaringan terdesentralisasi dapat dikategorikan sebagai penipuan konvensional di bawah hukum AS.
Namun, dengan hasil yang tidak pasti, Departemen Kehakiman belum memutuskan apakah akan mengajukan persidangan ulang. Di sisi lain, banyak pendukung DeFi menganggap hasil ini sebagai kemenangan bagi kebebasan inovasi dan sistem terbuka.
Kasus ini juga mencerminkan tantangan serupa dengan perkara Tornado Cash, di mana isu utama berpusat pada desentralisasi dan tanggung jawab hukum terhadap kode. Menariknya, pengadilan banding federal AS sebelumnya membatalkan sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Keuangan terhadap Tornado Cash, menandai ketegangan yang terus berlanjut antara inovasi teknologi dan batas hukum tradisional.

Posting Komentar untuk "Sidang Ulang Kasus ‘Sandwich Bot’ Ethereum Senilai US$25 Juta Membawa Perdebatan antara Kode dan Nilai ke Ruang Pengadilan"