ChainOpera AI (COAI) Dorong Kenaikan Pasar, Tapi Sejumlah Pihak Masih Menyebutnya ‘Scam’.
Token native ChainOpera AI, COAI, mengalami lonjakan lebih dari 70% dalam 24 jam terakhir, menjadikannya salah satu pencetak kenaikan tertinggi di pasar kripto.
Kenaikan tajam ini memicu perdebatan di komunitas — sebagian investor menunjukkan optimisme kuat terhadap altcoin tersebut, sementara yang lain masih meragukan legitimasi proyeknya.
Menurut data dari BeInCrypto Markets, COAI melonjak 71,39% dalam sehari setelah sempat terkoreksi dari level tertinggi sepanjang masa. Performa tersebut membuat COAI menjadi top gainer harian tertinggi di antara 300 koin teratas di CoinGecko.
Menariknya, 77% trader masih menunjukkan sentimen positif, dan pada saat publikasi, COAI diperdagangkan di kisaran US$14.
Selain mencatat lonjakan harga, COAI juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam adopsi investor. Meski baru berusia sekitar satu bulan, token ini telah berhasil menarik lebih dari 50.000 holder.
“Terima kasih atas dukungan dari komunitas kami. Kini COAI memiliki lebih dari 50.000 holder!” tulis tim ChainOpera AI dalam pengumumannya.
Tak hanya itu, minat komunitas terhadap COAI juga meningkat tajam. Berdasarkan data dari LunarCrush, token ini disebutkan 2.393 kali dalam satu hari, mengalami lonjakan 1.308% dibandingkan aktivitas harian biasanya.
Analisis terbaru terhadap lebih dari 2.000 postingan tentang COAI menunjukkan bahwa sentimen pasar terhadap token ini didorong oleh tiga tema utama: peluang trading (35%), listing di Bitget (30%), dan fokus ChainOpera pada AI terdesentralisasi (20%).
Menurut LunarCrush, banyak trader melihat $COAI sebagai peluang investasi menarik, terutama karena potensi keuntungan dan integrasi proyek antara AI dan blockchain. Platform tersebut mencatat bahwa sejumlah pengguna bahkan menyebut COAI sebagai “hal besar berikutnya” di dunia kripto.
Namun, di balik lonjakan harga dan hype komunitas, muncul pula peringatan keras dari para pakar. Meski nilai COAI naik tajam, kekhawatiran soal sentralisasi mencuat setelah data menunjukkan bahwa sepuluh wallet menguasai 87,9% dari total pasokan token.
Sebelumnya, firma analitik blockchain Bubblemaps juga melaporkan bahwa satu entitas diduga berada di balik setengah dari wallet COAI dengan saldo terbesar, menimbulkan kecurigaan bahwa proyek ini mungkin tidak sepenuhnya transparan.
Seorang analis menyebut,
“Saya pikir COAI hanyalah koin hype lainnya, tapi ternyata lebih buruk — penipuan penuh yang sedang berlangsung. Produk palsu dengan cerita AI yang dibuat-buat. Desentralisasi palsu, dan bursa terpusat ikut membantu dengan melisting proyek seperti ini. Investor ritel akhirnya menjadi korban dump sementara orang dalam meraup keuntungan.”
Analis lain, Viktor, membandingkan COAI dengan proyek MYX Finance (MYX) dan menyebutnya sebagai “penipuan terbesar di bulan Oktober.”
Ia menulis,
“Skala penipuan yang terjadi di platform seperti Binance dan Bybit kini belum pernah terjadi sebelumnya, dengan proyek seperti M, MYX, AIA, dan COAI semuanya muncul hanya dalam dua bulan terakhir.”
Pada akhirnya, pandangan terhadap COAI masih terbelah tajam. Sebagian melihatnya sebagai proyek menjanjikan di persimpangan AI dan blockchain, sementara pihak lain memperingatkan bahwa ini mungkin hanyalah hype sesaat atau bahkan penipuan terorganisir.
Seiring perdebatan semakin panas, waktu akan menjadi penentu apakah COAI benar-benar legit atau sekadar menjadi kisah peringatan baru di pasar kripto.



Posting Komentar untuk "ChainOpera AI (COAI) Dorong Kenaikan Pasar, Tapi Sejumlah Pihak Masih Menyebutnya ‘Scam’."