Alasan Buyback Token Jadi Tolok Ukur Terbaik Keberhasilan Proyek Kripto
Selama bertahun-tahun, banyak proyek kripto meluncurkan token dengan tujuan tata kelola atau keamanan jaringan.
Token ini memberi hak suara kepada pemegangnya untuk mengarahkan masa depan proyek secara desentralisasi. Namun, sering kali token tersebut tidak memberikan nilai tambah yang signifikan bagi proyek itu sendiri. Di tahun 2025, model ini mulai terlihat kurang relevan, karena pasar menuntut token dengan utilitas nyata dan strategi buyback atau pembakaran untuk meningkatkan nilainya.
Meski banyak proyek membuat token demi desentralisasi dan partisipasi komunitas, hal ini kadang malah menimbulkan kebuntuan. Contohnya, protokol Across yang menghadapi kontroversi terkait dugaan manipulasi tata kelola DAO demi kepentingan tertentu, meskipun klaim ini dibantah.
Kasus seperti ini menunjukkan bahwa model DAO tradisional mungkin sudah ketinggalan zaman.
Salah satu pengecualian yang sukses adalah BNB dari Binance. Diluncurkan pada 2017 sebagai token ERC-20 di Ethereum dan kemudian dipindahkan ke Binance Smart Chain pada 2019, BNB sudah sejak awal memiliki utilitas nyata. Mulai dari diskon biaya perdagangan hingga konversi "debu" kripto kecil menjadi BNB, token ini memberikan nilai tambah yang jelas bagi ekosistem Binance, menjadikannya model yang berbeda dan lebih fungsional dibanding banyak token lainnya.
Binance secara rutin membakar token BNB berdasarkan volume perdagangan di platformnya.
Data dari BNBBurn.info menunjukkan bahwa lebih dari 62 juta BNB telah dimusnahkan dari total pasokan awal sebesar 202 juta, atau sekitar 31% pengurangan pasokan.
Strategi utilitas token yang kuat dan mekanisme pembakaran ini diyakini menjadi faktor kunci yang membantu BNB mencapai harga tertinggi sepanjang masa, yaitu US$1.000 pada bulan September lalu.
Proyek kripto lain mulai mengikuti jejak BNB dengan menerapkan model serupa. Salah satunya adalah Hyperliquid, sebuah decentralized exchange untuk perdagangan perpetual dan spot yang dibangun di atas blockchain sendiri menggunakan sistem smart contract yang kompatibel dengan EVM bernama HyperEVM.
Token HYPE menjadi satu-satunya alat pembayaran biaya di platform tersebut, dan setiap pembayaran biaya secara otomatis akan membakar token tersebut, mengurangi pasokan dan meningkatkan nilai token.
Meski Hyperliquid bersaing ketat dengan Aster DEX yang didukung Binance dan pihak lain, token HYPE tetap menunjukkan performa kuat dengan kenaikan nilai lebih dari 500% sejak diluncurkan.
Contoh lain dari strategi pembelian kembali yang sukses adalah platform peluncuran memecoin Pump.fun, yang mengadakan ICO musim panas lalu dan berhasil mengumpulkan dana hingga US$500 juta, memberikan dampak positif bagi proyek tersebut.
Pump.fun telah menjadi sumber pendapatan besar di dunia kripto, menghasilkan lebih dari US$800 juta dari biaya transaksi saat para trader FOMO membeli berbagai memecoin di platform tersebut.
Selain itu, Pump aktif melakukan pembelian kembali tokennya, dengan total pembelian lebih dari US$114 juta sejak peluncuran pada bulan Juli.
Meski tekanan jual akibat ICO mungkin membuat harga token PUMP saat ini masih berada di level yang hampir sama dengan saat peluncuran, token ini baru tersedia di exchange sejak Juli, sehingga masih terlalu dini untuk menilai performanya secara menyeluruh.
Token dengan Nilai Masa Depan
Token harus memiliki utilitas nyata dalam ekosistemnya, dan pengurangan pasokan melalui mekanisme pembelian kembali atau pembakaran dapat membantu mengurangi tekanan jual. Proyek seperti BNB, HYPE, dan PUMP menjadi contoh penting yang patut diperhatikan oleh pengembang dan investor ke depan.
Minat Wall Street terhadap pasar kripto terus meningkat, dan performa token menjadi ukuran utama nilai proyek blockchain, mirip dengan harga saham di pasar keuangan tradisional.
Dengan munculnya token baru seperti MetaMask, Base, dan lainnya, komunitas harus mendukung model token yang mengutamakan utilitas serta strategi pembelian kembali atau pembakaran agar proyek dapat bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.




Posting Komentar untuk "Alasan Buyback Token Jadi Tolok Ukur Terbaik Keberhasilan Proyek Kripto"