Kelangkaan LINK dan Dukungan Bank Saudi: Apakah Breakout Segera Terjadi?
LINK Berada di Titik Kritis, Didukung Kelangkaan Pasokan dan Adopsi Bank Saudi
Token Chainlink (LINK) kini berada di momen ‘break or make’—pasokan di bursa mencapai level terendah dalam beberapa tahun, sementara investor besar mulai mengumpulkan token secara signifikan.
Momentum bertambah kuat dengan pengumuman bahwa Saudi Awwal Bank, salah satu bank terbesar di Arab Saudi dengan aset lebih dari US$100 miliar, akan menggunakan layanan Chainlink untuk mengembangkan aplikasi on-chain generasi terbaru di wilayah tersebut. Ini menandai langkah penting bagi adopsi institusional terhadap teknologi oracle.
Jika Bitcoin berhasil menembus target US$150.000, LINK berpotensi melakukan lonjakan signifikan, bahkan mencapai atau melewati harga US$52.
Penurunan pasokan di bursa menandakan bahwa institusi menarik token dari pasar spot untuk investasi jangka panjang. Chainlink kini tidak hanya dikenal sebagai oracle untuk DeFi, tapi juga mulai menjadi infrastruktur utama untuk aset dunia nyata (RWA) dan permintaan institusional.
Katalis Fundamental dan Potensi Breakout LINK
Dari sudut pandang pasar, dukungan institusional dan integrasi bank besar merupakan katalis kuat yang memperkuat narasi bullish untuk Chainlink (LINK). Saat bank dan perusahaan mulai mengadopsi oracle untuk data off-chain dan pembayaran, permintaan terhadap node Chainlink, feed data, dan layanan keamanannya diperkirakan meningkat secara nyata—menggerakkan permintaan riil, bukan hanya spekulasi.
Pasokan LINK di exchange yang terus menyusut menambah kelangkaan token, yang berpotensi meningkatkan volatilitas harga saat modal mulai kembali masuk. Namun, penting diingat bahwa pengumuman integrasi tidak selalu langsung berbanding lurus dengan arus modal, yang baru akan nyata saat produk komersial diluncurkan secara luas.
Potensi Breakout LINK di Tengah Optimisme Analis
Beberapa analis semakin optimistis terhadap LINK yang kini telah berevolusi dari oracle DeFi menjadi infrastruktur utama untuk aset dunia nyata (RWA) dan penggunaan institusional. Chainlink telah menjalin kerja sama dengan UBS dan DigiFT untuk pasar RWA di China, serta dengan Polymarket untuk oracles desentralisasi di pasar prediksi.
Berdasarkan tren ini, seorang analis memperkirakan LINK dapat mencapai harga US$52—level tertinggi sepanjang masa sebelumnya—pada akhir tahun. Harga saat ini masih sekitar 56% di bawah ATH, dan dengan Bitcoin menargetkan US$150.000, LINK hanya perlu mempertahankan momentum pertumbuhan beberapa bulan terakhir untuk mencapai target tersebut.
Analisis teknikal juga menunjukkan bahwa LINK sedang membentuk pola double bottom klasik dengan harga menguji level resistance penting, atau “neckline.” Jika berhasil breakout di atas neckline ini, akan terjadi pembalikan tren bullish yang signifikan.
Seorang pengguna X (Twitter) membagikan pandangan humoris tentang reaksi pasar terhadap LINK. Dia menyoroti bahwa harga LINK biasanya bergerak pelan saat perusahaan besar mulai mengadopsi Chainlink. Hal ini karena Chainlink sudah dianggap sebagai infrastruktur default untuk integrasi on-chain di level korporasi, sehingga banyak adopsi sebenarnya sudah tercermin dalam harga, atau alokasi modal berjalan secara bertahap, bukan lewat lonjakan harga instan.
“Sebenarnya, kalau ini koin lain, pasti sudah ada candle besar yang nendang, tapi karena ini $LINK, perusahaan besar pakai layanannya itu sudah hal biasa,” tulisnya.



Posting Komentar untuk "Kelangkaan LINK dan Dukungan Bank Saudi: Apakah Breakout Segera Terjadi?"