Bagaimana Stablecoin Membuka Akses Baru dalam Sistem Pembayaran Keuangan Konvensional.
Sebuah laporan terbaru mengulas lima jaringan pembayaran stablecoin dengan tujuan menilai kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan baru di pasar.
Secara umum, proyek-proyek yang berfokus pada Tether dan Circle membentuk kelompok dengan karakteristik berbeda.
Laporan Stablecoin Terbaru
Pasar stablecoin kini mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan, dengan banyak pemimpin industri memperkirakan potensi yang jauh lebih besar di masa depan.
Dalam konteks ini, Foresight Ventures merilis laporan yang menyatakan bahwa stablecoin berpotensi menjadi “tulang punggung jalur pembayaran global.”
Menurut laporan, dua faktor utama mendorong pertumbuhan pasar stablecoin: perusahaan Web3 yang ingin terintegrasi dengan keuangan tradisional (TradFi) guna menarik arus modal korporat, serta institusi keuangan yang mencari blockchain untuk berbagai fungsi dan kasus penggunaan baru.
Akibatnya, token-token ini mendapat dorongan dari dua arah tersebut.
Namun, laporan ini juga menegaskan bahwa tidak semua stablecoin memiliki kualitas yang sama. Teknologi ini menghadapi batasan praktis ketika diuji dalam kondisi tekanan tinggi, sehingga pengembang mengadopsi berbagai pendekatan inovatif.
Alice Li, Mitra Investasi di Foresight Ventures, menjelaskan kepada BeInCrypto bahwa blockchain tujuan umum seperti Ethereum mungkin kurang optimal untuk beberapa kasus penggunaan tertentu, dan menarik untuk melihat bagaimana proyek-proyek ini mencoba menyelesaikan masalah yang sama dengan cara berbeda. Belum jelas pendekatan mana yang akan paling sukses.
Perbedaan Strategi Antara USDT dan USDC
Masalah seperti biaya gas yang fluktuatif dan waktu transaksi yang lambat lebih sering terjadi pada blockchain tujuan umum seperti Ethereum. Laporan Foresight menilai lima proyek stablecoin baru — Plasma, Stable, Codex, Noble, dan 1Money — untuk mengidentifikasi faktor keberhasilan dan tantangan mereka.
Laporan menemukan tren menarik bahwa, terlepas dari blockchain Layer 1 yang digunakan, pengguna cenderung menggunakan token utama seperti USDT dan USDC.
Oleh karena itu, proyek-proyek tersebut perlu mendukung aset-aset ini dan menunjukkan preferensi yang berbeda. Jaringan yang fokus pada Tether biasanya menargetkan ekosistem DeFi dan pengguna ritel, sedangkan proyek yang berbasis Circle lebih mengutamakan modal institusional dan kepatuhan regulasi.
1Money berbeda dari kedua model tersebut dengan menargetkan adopsi korporat lebih agresif dibandingkan proyek yang berorientasi pada USDC.
Laporan ini memberikan penilaian komprehensif terhadap kelima jaringan stablecoin tersebut, dan pembaca yang tertarik dianjurkan untuk mempelajari data mentahnya sendiri.
Saat ini, sulit untuk menentukan proyek mana yang akan bertahan paling lama, namun jelas ada variasi pendekatan yang cukup luas di antara mereka.
Posting Komentar untuk "Bagaimana Stablecoin Membuka Akses Baru dalam Sistem Pembayaran Keuangan Konvensional."