Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AI Menilai Potensi SWIFT dalam Mengadopsi XRP Ledger Milik Ripple

 

AI Menilai Peluang SWIFT Mengintegrasikan XRP Ledger Ripple untuk Transaksi Lintas Batas

Dalam beberapa bulan terakhir, perbincangan soal kemungkinan jaringan perbankan global SWIFT mengadopsi XRP Ledger (XRPL) milik Ripple untuk mempercepat transaksi lintas batas semakin ramai. Namun, apakah skenario ini benar-benar realistis?

Dengan bantuan teknologi AI canggih dari OpenAI, kami menganalisis berbagai faktor teknis, regulasi, dan strategis untuk mengupas peluang SWIFT mengintegrasikan XRPL.


Perkembangan Terbaru

Sejak September 2025, SWIFT aktif menguji berbagai teknologi blockchain, termasuk XRP Ledger dan Hedera, dalam upaya meningkatkan sistem pembayaran globalnya. Sementara Ripple semakin mendapat perhatian institusional lewat tokenisasi aset dan stablecoin RLUSD, serta dukungan regulasi yang makin jelas di AS.

Meski begitu, hingga kini SWIFT belum membuat komitmen resmi untuk bermitra secara penuh dengan Ripple atau menggunakan XRP sebagai metode penyelesaian utama.


Posisi dan Strategi SWIFT

SWIFT berperan sebagai fasilitator netral yang tidak ingin mendukung satu aset digital tertentu secara eksklusif. Mereka fokus pada interoperabilitas dan integrasi multi-chain, agar lebih fleksibel bagi lebih dari 11.000 institusi anggota mereka.

SWIFT menguji XRPL dan beberapa ledger lain secara paralel, dengan pendekatan plug-and-play yang memungkinkan berbagai blockchain digunakan sesuai kebutuhan.


Kesesuaian Teknologi XRPL

Teknologi XRP Ledger menawarkan penyelesaian transaksi cepat (3-5 detik), biaya rendah, serta kompatibilitas dengan standar ISO 20022 yang diwajibkan SWIFT pada November 2025. Mekanisme likuiditas on-demand dari RippleNet juga melengkapi kekurangan dalam infrastruktur perbankan tradisional.

Dari sisi teknis, XRPL sangat sesuai dengan kebutuhan modernisasi sistem SWIFT.


Tantangan Regulasi

Setelah bertahun-tahun litigasi di AS, posisi hukum XRP sudah lebih jelas, tapi di beberapa wilayah dunia masih dianggap berisiko tinggi. Regulator cenderung lebih menyukai aset digital yang lebih stabil dan teratur seperti CBDC dan stablecoin.

Hal ini membuat integrasi XRP oleh SWIFT memiliki risiko kepatuhan yang lebih besar dibanding opsi lain.


Momentum Adopsi Institusional

Ripple semakin mendapat kepercayaan dari berbagai institusi keuangan global, termasuk proyek tokenisasi dan stablecoin yang patuh syariah. Jika XRP terus membuktikan likuiditas dan kegunaannya, peluangnya untuk masuk ke jaringan SWIFT akan meningkat.


Skenario Paling Realistis

  • Tidak Realistis: SWIFT mengadopsi XRP secara eksklusif dan menjadikannya tulang punggung utama pembayaran global. Hal ini bertentangan dengan model netralitas SWIFT dan berpotensi menimbulkan masalah regulasi.

  • Realistis: SWIFT menyediakan XRPL sebagai salah satu opsi penyelesaian dalam sistem multi-rel yang mengakomodasi berbagai blockchain dan aset tokenisasi, memberi keleluasaan bagi anggota memilih sesuai kebutuhan.

Jika skenario ini terjadi, kemungkinan pengumuman pilot integration akan muncul pada 2026-2027 setelah migrasi penuh ke ISO 20022 dan terbentuknya likuiditas yang cukup di XRPL.


Kesimpulan

Integrasi XRP Ledger ke dalam ekosistem SWIFT sebagai salah satu opsi penyelesaian sangat memungkinkan, namun menjadi relasi eksklusif tampaknya tidak realistis. SWIFT akan terus berperan sebagai orkestrator multi-chain untuk memberi fleksibilitas dan kepatuhan yang diperlukan di dunia pembayaran global.



Posting Komentar untuk "AI Menilai Potensi SWIFT dalam Mengadopsi XRP Ledger Milik Ripple"