Dampak Tarif Trump Terhadap Bitcoin: Respons Aset Kripto di Tengah Perang Dagang
Tarif Trump Memicu Gejolak Pasar, Bitcoin Ambil Jalur Berbeda
Kebijakan tarif Presiden Trump terus mengguncang pasar keuangan global, dan hingga kini belum terlihat tanda-tanda akan mereda. Banyak pihak mulai cemas dengan potensi perlambatan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada kuartal ketiga tahun 2025.
Namun, tidak seperti pasar tradisional, aset kripto—terutama Bitcoin—justru menunjukkan pergerakan yang berbeda. CEO Kronos Research menyatakan bahwa kripto berpotensi menjadi pelindung dari ketidakpastian ekonomi dan perdagangan, baik bagi individu maupun pelaku usaha.
Tarik-Ulur Kebijakan Perdagangan
Kebijakan dagang Trump tahun 2025 ditandai oleh pola ancaman tarif yang terus berubah—kadang diberlakukan, lalu ditunda, kemudian dilanjutkan lagi.
Baru-baru ini, Trump mengumumkan penerapan tarif timbal balik untuk 14 negara dengan kisaran antara 25% hingga 40%. Meski begitu, penerapan tarif yang lebih luas ditunda hingga Agustus. Negosiasi lanjutan masih akan berlangsung dengan tenggat waktu pertengahan Juli.
“Proses negosiasi global saat ini terasa tidak terarah, karena Amerika Serikat terus mengubah sikapnya dan menuntut lebih banyak konsesi,” ujar Huang kepada BeInCrypto.
Namun, dalam beberapa kasus, pendekatan agresif Trump berhasil. Kanada, misalnya, langsung membatalkan Pajak Layanan Digital (DST) mereka sehari setelah AS menghentikan pembicaraan dagang secara tiba-tiba.
Kabar ini disambut positif oleh pasar saham. Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500 semuanya mengalami kenaikan, sementara nilai tukar Dolar Kanada tetap stabil terhadap Dolar AS.
Meski sebagian analis menilai kebijakan tarif ini lebih bersifat sebagai taktik negosiasi ketimbang eskalasi, volatilitas pasar tetap tinggi dan membawa ketidakpastian besar bagi pelaku bisnis di seluruh dunia.
Beban Tambahan Bagi Konsumen dan Pengusaha
Salah satu dampak paling nyata dari kebijakan perdagangan ini adalah meningkatnya biaya untuk konsumen dan bisnis. Tarif dasar saat ini—yang dikenakan pada sebagian besar impor ke AS—berkisar minimal 10%, jauh lebih tinggi dari sebelum 2025.
“Tarif ini menjadi hambatan besar bagi ekonomi. Biaya produksi naik, margin keuntungan tertekan, dan harga barang di pasar ikut melambung,” jelas Huang.
Imbas dari tarif ini mendorong banyak perusahaan untuk menimbun barang impor seperti suku cadang dan produk jadi, terutama sejak pengumuman tarif untuk Kanada, Cina, dan Meksiko awal tahun ini.
Namun, strategi penimbunan ini hanya solusi jangka pendek.
Laporan dari Tax Policy Center memprediksi bahwa tarif akan melonjak tajam mulai Agustus: 48% untuk pakaian wanita, 40% untuk buku, dan 22% untuk produk roti.
Sementara itu, Budget Lab dari Yale University mencatat bahwa rata-rata tarif yang dibayar konsumen kini mencapai 18%—tingkat tertinggi sejak tahun 1934.
Tarif Meningkat, Konsumen Tertekan, Bitcoin Tetap Tangguh
Kenaikan tarif membuat harga barang konsumsi melonjak dan mempersempit margin keuntungan bisnis. Keluarga berpenghasilan rendah hingga menengah menjadi kelompok yang paling terdampak.
“Setiap tahap dalam rantai pasok terdampak akibat biaya impor yang lebih tinggi,” jelas Huang. “Perusahaan pun menghadapi dilema: menyerap beban tambahan atau menaikkan harga jual.”
Namun, di tengah gejolak ini, Bitcoin justru menunjukkan ketahanan yang luar biasa, tidak ikut terombang-ambing oleh ketidakpastian seperti aset konvensional lainnya.
Benarkah Bitcoin Tak Terpengaruh Tarif?
Saat Presiden Trump mulai meluncurkan tarif agresif pada Februari lalu, pasar kripto sempat terpukul. Bitcoin bahkan sempat turun ke bawah US$80.000—angka terendah sejak November 2024.
Namun seiring waktu, dan dengan terus berubahnya arah kebijakan perdagangan AS, Bitcoin mulai menunjukkan pola yang berbeda. Saat pengumuman tarif terbaru dirilis, alih-alih turun, harga Bitcoin justru stabil dan bahkan naik.
“Investor mulai melihat Bitcoin sebagai lindung nilai makroekonomi, bukan sekadar aset spekulatif,” ujar Huang kepada BeInCrypto. “Ketika tarif menyebabkan inflasi dan gejolak pasar, banyak yang memilih Bitcoin karena sifatnya yang langka dan terdesentralisasi.”
Bitcoin Naik Saat Pasar Saham Turun
Sementara indeks saham utama AS ditutup lebih rendah usai pengumuman tarif hari Senin, Bitcoin justru bergerak ke arah sebaliknya. Harga mata uang kripto ini melonjak dan mencetak rekor baru, melampaui US$118.000—mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap kripto sebagai aset alternatif di tengah ketidakpastian global.
Blockchain: Solusi Teknologi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Di balik ketenaran Bitcoin sebagai aset, teknologi blockchain yang mendasarinya justru menawarkan manfaat praktis bagi masyarakat dan pelaku usaha yang harus menghadapi dampak tarif dan ketidakstabilan ekonomi global.
Blockchain dan Ketahanan Rantai Pasok
Lebih dari sekadar fluktuasi harga kripto, blockchain hadir sebagai solusi inovatif untuk mengatasi rantai pasok tradisional yang kerap tidak efisien dan kurang transparan—yang kini semakin rentan terhadap dampak kebijakan perdagangan yang tidak menentu.
“Blockchain meningkatkan daya tahan rantai pasok dengan menyediakan catatan transaksi yang transparan, real-time, dan tidak dapat diubah,” jelas Huang. “Dengan visibilitas penuh ini, tim logistik dapat lebih mudah menemukan hambatan, memverifikasi sumber barang, dan mengurangi risiko penipuan. Ini adalah solusi tahan guncangan dalam sistem perdagangan global yang terganggu.”
Melalui sistem ini, bisnis bisa melacak asal-usul produk secara langsung, memastikan kepatuhan terhadap aturan, serta menghindari keterlambatan pengiriman atau denda yang tidak perlu. Transparansi ini memberi fleksibilitas lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan regulasi baru yang terus berubah.
Teknologi Jadi Pilihan di Tengah Krisis
Dalam situasi ekonomi yang terus berubah, banyak orang akan mencari cara untuk bertahan dan menyesuaikan diri.
Teknologi seperti blockchain dan aset kripto menjadi alternatif menarik, terutama bagi mereka yang merasa prospek ekonominya semakin tidak menentu di tengah turbulensi perdagangan dan kebijakan global yang tidak stabil.
Posting Komentar untuk "Dampak Tarif Trump Terhadap Bitcoin: Respons Aset Kripto di Tengah Perang Dagang"