Benarkah Elon Musk Kritik Kenaikan Plafon Utang dan Pasang Taruhan pada Bitcoin?
Elon Musk Kritik Plafon Utang AS dan Soroti Bitcoin sebagai Solusi Alternatif
Elon Musk kembali menyuarakan kekhawatirannya terhadap kondisi fiskal Amerika Serikat. Lewat media sosial X, pendiri Tesla tersebut mengkritik keras Undang-Undang One Big Beautiful Bill yang baru ditandatangani Presiden Trump—yang menurutnya hanya memperburuk defisit negara dengan menaikkan plafon utang hingga US$5 triliun.
Dalam iklim kebijakan fiskal yang semakin tidak terkendali, beberapa analis menilai bahwa pendekatan tradisional seperti pemotongan pengeluaran atau kenaikan pajak tidak lagi realistis secara politik. Dalam konteks ini, alternatif seperti Bitcoin mulai dilirik sebagai solusi potensial.
Musk, DOGE, dan Lahirnya America Party
Elon Musk sebelumnya menjabat sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga pseudo-federal yang diklaim bertugas menekan pemborosan anggaran. Kini, dia melangkah lebih jauh dengan meluncurkan America Party—sebuah gerakan politik yang bertujuan “mengembalikan kebebasan rakyat” dan melawan sistem “satu partai” yang ia tuding memperburuk situasi fiskal AS.
Dukungan terhadap partai ini, menurut jajak pendapat yang dia bagikan di X, cukup besar—menunjukkan bahwa keresahan terhadap kebijakan utang mulai dirasakan luas oleh publik.
Ancaman Bom Utang dan Ketidakpopuleran Solusi Tradisional
Para analis menyebut utang nasional AS sebagai “bom waktu fiskal”. Ketimbang memperbaiki keadaan, pemerintah justru terus memperbesar plafon. Danny Nelson dari Bitwise Research memperingatkan bahwa bunga utang kini telah menjadi salah satu pos pengeluaran terbesar negara, tanpa adanya strategi yang kredibel untuk menanganinya.
Sementara itu, Patrick Heusser dari Sentora menjelaskan bahwa opsi-opsi logis seperti pemangkasan belanja besar (infrastruktur, pertahanan, jaminan sosial) atau menaikkan pajak sangat tidak disukai secara politik. Sebaliknya, Washington memilih menunda penyelesaian masalah ini dan mewariskannya ke generasi berikutnya.
Bitcoin: Solusi Digital untuk Masalah Analog
Dalam menghadapi kebuntuan kebijakan, Bitcoin kini semakin sering disebut sebagai aset pelindung nilai. Dikenal sebagai “emas digital,” BTC dianggap sebagai alternatif simpanan nilai yang dapat membantu meredam dampak dari melemahnya mata uang fiat.
Heusser menyatakan bahwa langkah logis selanjutnya setelah akumulasi emas oleh bank sentral adalah mulai mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan devisa nasional. Beberapa pihak bahkan mengusulkan penerbitan obligasi pemerintah yang didukung Bitcoin sebagai metode inovatif untuk menurunkan suku bunga.
Risiko dan Peluang Strategi Berbasis BTC
Namun, tidak semua pihak optimistis sepenuhnya. Nelson mengingatkan bahwa volatilitas Bitcoin bisa menjadi pedang bermata dua. “Jika negara mengalokasikan dana besar ke BTC dan nilainya anjlok dalam jangka pendek, hal ini bisa membuat investor utang panik dan mendorong kenaikan yield obligasi.”
Meski demikian, ia menambahkan bahwa volatilitas Bitcoin terus menurun seiring waktu—sehingga menjadikannya aset yang kian menarik bagi institusi dan bahkan negara.
Langkah Kecil, Dampak Global
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, keputusan fiskal Amerika Serikat memiliki dampak global. Jika AS benar-benar menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari strategi pengelolaan utang, negara-negara lain mungkin akan mengikuti jejaknya. Tapi jika langkah itu gagal, efek domino-nya pun bisa sangat luas.
“Jika satu negara besar serius mempertimbangkan Bitcoin sebagai solusi terhadap masalah utang global, itu bisa menjadi titik balik sejarah,” ujar Nelson.
Meski saat ini langkah itu belum diambil, pembicaraan tentang Bitcoin sebagai solusi sudah menjadi bagian penting dari diskursus ekonomi makro modern. Dengan metode lama yang terbukti tidak memadai, dunia kini perlahan beralih dari sekadar mengakui masalah—ke mencari solusi nyata. Dan Bitcoin, tampaknya, tidak bisa diabaikan lagi.
Posting Komentar untuk "Benarkah Elon Musk Kritik Kenaikan Plafon Utang dan Pasang Taruhan pada Bitcoin?"