Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

XRP Tetap Anjlok, Padahal Ripple Beri Sinyal Positif – Mengapa?

 


XRP Tambah Utility, Tapi Harga Masih Tertekan — Apa yang Menyebabkan Tekanan Ini Bertahan?

Di tengah berbagai kabar positif dari ekosistem Ripple, harga XRP justru mengalami tekanan signifikan. Dalam tiga hari terakhir, aset digital ini mencatatkan penurunan hingga 6,5%, membuat investor bertanya-tanya: mengapa harga terus merosot meski ada perkembangan besar di balik layar?

Salah satu kabar yang seharusnya menjadi katalis positif adalah konfirmasi bahwa sidechain XRPL EVM akan segera diluncurkan ke mainnet pada kuartal II 2025. Langkah ini membuka pintu bagi kompatibilitas smart contract berbasis Ethereum di XRP Ledger, memperluas potensi adopsi XRP dalam ekosistem DeFi dan aplikasi terdesentralisasi lainnya.

Tak hanya itu, dukungan dari Circle—perusahaan di balik stablecoin USDC—juga menjadi sinyal bullish. Peluncuran native USDC di jaringan XRPL menunjukkan bahwa ada dorongan kuat dari institusi besar untuk memperluas utilitas XRP dalam sistem pembayaran lintas negara, penyelesaian transaksi cepat, dan layanan keuangan terdesentralisasi.

Namun kenyataannya, semua kabar baik ini belum mampu mendongkrak harga. Pasar tampaknya masih diliputi ketidakpastian tinggi, terutama menjelang tenggat hukum penting yang jatuh pada hari Senin ini. Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menghadapi batas akhir untuk mencapai penyelesaian dalam kasus hukum yang telah berlangsung sejak Desember 2020.

Jika kesepakatan tak tercapai, maka drama hukum ini kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga tahun 2026, menciptakan tekanan psikologis dan spekulasi tambahan di kalangan investor. Apalagi, upaya mediasi sebelumnya yang dilakukan pada Mei lalu gagal membuahkan hasil. Kedua pihak kini hanya tinggal menunggu keputusan atas mosi revisi yang mereka ajukan—sebuah upaya untuk menggugurkan putusan sebelumnya dari Hakim Torres terkait status sekuritas.

Sementara itu, dari sisi teknikal, terdapat sinyal campuran. Relative Strength Index (RSI) XRP menunjukkan adanya pemulihan dari posisi jenuh jual (oversold), naik dari 28,24 menjadi 43,56. Ini bisa mengindikasikan adanya potensi reversal atau pembalikan tren dalam waktu dekat. Indikator DMI (Directional Movement Index) pun mulai menunjukkan pergeseran arah kekuatan pasar.

Namun, tren jangka menengah masih didominasi sinyal bearish. Rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) belum memberi konfirmasi bahwa pembalikan tren sedang terjadi. Artinya, meskipun tekanan jual mulai berkurang dan momentum terlihat bergeser, belum ada validasi teknikal kuat bahwa tren turun sudah benar-benar berakhir.

Situasi ini menciptakan ketegangan antara potensi bullish dari perkembangan fundamental dan tekanan bearish dari faktor eksternal seperti ketidakpastian hukum. XRP saat ini berada dalam posisi genting—di satu sisi ada pertumbuhan utility dan dukungan institusi, tapi di sisi lain masih dibayangi risiko regulasi dan kepercayaan pasar yang rapuh.

Apakah harga XRP akan bangkit setelah tenggat hukum ini berlalu? Ataukah drama berkepanjangan dengan SEC justru akan menyeretnya lebih dalam? Untuk saat ini, pasar hanya bisa menunggu sambil mencermati arah selanjutnya.


Indikator Teknis Mulai Tunjukkan Sinyal Harapan bagi XRP

Pergerakan indikator teknikal menunjukkan bahwa tekanan jual ekstrem terhadap XRP mulai mereda. Salah satu sinyal awal datang dari indikator Relative Strength Index (RSI), yang kini perlahan keluar dari zona jenuh jual (oversold). RSI yang sebelumnya berada di kisaran 28—mengindikasikan kondisi pasar yang sangat tertekan—telah naik menuju level 40-an. Kenaikan ini menunjukkan bahwa momentum bearish mulai melemah dan memberi ruang bagi potensi pembalikan arah. Meski RSI belum menembus ke zona bullish (di atas 50), pergeseran ini bisa dibaca sebagai titik awal dari perubahan sentimen pasar.

Tak hanya itu, Average Directional Index (ADX), indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan sebuah tren tanpa memedulikan arahnya, turut memperkuat narasi perubahan momentum. ADX XRP kini tercatat di angka 26,47—naik tajam dari sebelumnya di level 18,84. Kenaikan ini melampaui ambang batas penting di angka 25, yang secara teknikal sering dianggap sebagai sinyal awal bahwa sebuah tren baru yang kuat mungkin sedang terbentuk.

Meskipun arah tren belum sepenuhnya dikonfirmasi—karena ADX tidak menunjukkan apakah tren tersebut bullish atau bearish—kenaikan ini menegaskan bahwa volatilitas dan kekuatan pergerakan harga mulai meningkat. Ini dapat membuka peluang bagi reli jangka pendek, terutama jika didukung oleh katalis positif dari sisi fundamental atau perkembangan hukum yang menguntungkan.

Dengan kombinasi RSI yang menanjak dan ADX yang menembus zona kekuatan tren, para trader dan investor kini berada di titik krusial untuk mengamati apakah sinyal ini akan berkembang menjadi pembalikan tren yang lebih signifikan, atau justru menjadi reli sementara dalam tren bearish yang lebih besar.



Sinyal Teknis Menguat: Potensi Reversal XRP Makin Terbuka

Sejumlah indikator teknikal menunjukkan bahwa tekanan jual terhadap XRP mulai kehilangan dominasinya, memberi ruang bagi potensi pembalikan arah (reversal) ke tren naik. Salah satu indikasi penting datang dari arah pergerakan indeks DMI (Directional Movement Index).

Komponen +DI (positive directional index), yang mewakili kekuatan tren naik, tercatat mengalami kenaikan signifikan dari 10,56 ke 15,57. Di saat yang sama, -DI (negative directional index), yang merepresentasikan tekanan turun, anjlok dari 36,77 ke 23. Persilangan antara dua indikator ini mengindikasikan bahwa kekuatan bullish mulai mengambil alih kendali dari kekuatan bearish.

Jika pola ini berlanjut dan Average Directional Index (ADX) terus menunjukkan tren penguatan di atas ambang batas 25, maka XRP bisa jadi tengah memasuki fase awal dari pembentukan tren naik yang lebih kokoh. Persilangan +DI dan -DI yang diiringi kenaikan ADX umumnya menjadi kombinasi klasik dalam teknikal analisis untuk mengantisipasi perubahan arah tren pasar.

EMA Masih Negatif, Tapi Peluang Breakout Mengintip di US$2,28

Meskipun indikator DMI mulai menyiratkan potensi perubahan tren, struktur garis Exponential Moving Average (EMA) masih memperlihatkan bias bearish. Garis EMA jangka pendek—seperti EMA 20 dan EMA 50—masih berada di bawah EMA jangka panjang, seperti EMA 100 atau 200. Konfigurasi ini biasanya menandakan bahwa tekanan jual belum sepenuhnya usai, dan pasar masih dalam fase konsolidasi atau koreksi jangka menengah.

Namun demikian, pergerakan harga terkini mulai memberi sinyal perubahan sentimen. XRP menunjukkan tanda-tanda pemulihan teknikal yang berpotensi mendorong harga menuju level resistance penting di US$2,28. Jika resistance ini berhasil ditembus dengan volume yang solid, maka target kenaikan selanjutnya bisa mengarah ke level psikologis US$2,33.

Breakout di atas zona tersebut bisa memicu sentimen positif lanjutan di pasar dan membuka peluang reli yang lebih kuat, terutama jika didukung dengan kabar positif dari sisi fundamental, seperti perkembangan kasus hukum Ripple atau adopsi institusional yang lebih luas terhadap XRP.

Dengan demikian, meskipun indikator jangka panjang masih menunjukkan kehati-hatian, kombinasi dinamika DMI, kenaikan ADX, dan tekanan harga ke zona resistance utama menciptakan peluang spekulatif yang layak dipantau oleh para trader aktif.


Breakout yang Ditunggu: Kekuatan Bullish atau Sekadar Koreksi Teknis?

Jika harga XRP berhasil menembus resistance penting di kisaran US$2,28, maka pasar bisa menyaksikan terjadinya breakout teknikal yang cukup signifikan. Ini bukan hanya sekadar pergerakan harga biasa, melainkan sinyal kuat bahwa kekuatan beli kembali mengambil alih kendali. Breakout semacam ini kerap menjadi pemicu awal dari tren naik baru, terutama jika dikonfirmasi oleh lonjakan volume perdagangan dan indikator momentum yang mendukung.

Keberhasilan melampaui area ini bisa memperbarui kepercayaan pelaku pasar terhadap XRP, sekaligus menandai titik balik dari fase koreksi berkepanjangan yang selama ini menahan harga dalam tekanan. Dengan target teknikal selanjutnya berada di kisaran US$2,33, XRP berpotensi memulai fase akumulasi baru—yang bisa mendorong harga lebih tinggi dalam beberapa minggu ke depan.

Namun, di balik potensi ini, tetap ada risiko yang harus diwaspadai. Struktur pasar saat ini masih rentan terhadap fluktuasi sentimen, baik dari sisi teknikal maupun fundamental. Bila dorongan naik ini gagal mempertahankan momentumnya dan harga kembali tertolak dari resistance, maka skenario koreksi kembali terbuka lebar.

Dalam skenario tersebut, XRP kemungkinan akan terkoreksi kembali ke zona support terdekat di sekitar US$2,05. Level ini akan menjadi ujian krusial untuk mempertahankan struktur harga yang lebih tinggi. Jika level ini berhasil dipertahankan, maka koreksi hanya akan menjadi retracement sehat dalam tren naik yang lebih besar. Namun jika jebol, tekanan jual berpotensi kembali mendominasi.

Dengan semua dinamika ini, penting bagi para trader dan investor untuk tetap objektif. Kombinasi dari analisis teknikal, perkembangan berita fundamental, dan manajemen risiko tetap menjadi kunci untuk mengambil keputusan bijak dalam menghadapi volatilitas pasar XRP ke depan.



Posting Komentar untuk "XRP Tetap Anjlok, Padahal Ripple Beri Sinyal Positif – Mengapa?"