Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saham Israel Menguat, Bitcoin Bertahan Stabil | Kabar Kripto dari AS

 

Selamat datang di US Crypto News Morning Briefing — sumber utama Anda untuk informasi kripto paling relevan hari ini.

Nikmati secangkir kopi Anda sambil menyimak perkembangan terbaru, khususnya seputar Bitcoin (BTC). Di tengah ketegangan geopolitik global, Bitcoin terus menghadapi ketidakpastian yang bisa memicu volatilitas signifikan.

Berita Utama: Iran Serang Bursa Saham Israel, Tapi TA-125 Justru Menguat

Sebelumnya, US Crypto News mencatat ketahanan indeks S&P 500 meskipun kondisi geopolitik memanas. Kini, ketegangan meningkat setelah Iran dilaporkan menyerang gedung Bursa Efek Tel Aviv—pusat pasar modal Israel senilai US$475 miliar—sebagai aksi balasan.

Sementara itu, serangan siber yang dikaitkan dengan Israel telah menargetkan sistem keuangan Iran, menyebabkan kerugian besar pada aset digital negara tersebut. BeInCrypto menyebut bahwa arena konflik kini meluas ke pasar keuangan dan blockchain, menjadikannya medan tempur baru.

Namun yang mengejutkan, indeks TA‑125 justru reli, menyentuh level tertinggi 52 minggu meskipun serangan terjadi. Kenaikan 0,53% pada indeks yang mencakup 35 perusahaan teratas di Israel ini menunjukkan pasar tetap kuat di tengah gejolak.

Bitcoin Tetap Stabil meski Ketegangan Geopolitik Meningkat

CEO NoOnes, Ray Yossef, mencatat bahwa Bitcoin terus bergerak di kisaran sempit sekitar US$105.000 tanpa menunjukkan gejolak besar. Volatilitas harian masih terkendali di bawah 2,1%, tanpa adanya gelombang penjualan panik.

"Bitcoin kini tidak lagi bertindak sebagai aset lindung nilai. Ia bergerak seperti saham teknologi beta tinggi, lebih dipengaruhi oleh faktor makro daripada mengarahkan pergerakannya sendiri," ujar Yossef. Korelasinya dengan Nasdaq 100 juga tetap tinggi di angka 0,68.

Kekuatan Bitcoin Tak Hanya Teknis, Tapi Struktural

Selama lebih dari 40 hari, Bitcoin berhasil bertahan di atas US$100.000—sebuah indikator ketahanan di tengah konflik regional dan kehati-hatian bank sentral.

Analis mencatat bahwa faktor-faktor makroekonomi dan dukungan institusional menjadi fondasi kuat bagi posisi Bitcoin saat ini sebagai aset treasury jangka panjang.

Menurut CEO Bitcoin Treasury Corporation (BTCT), Elliot Johnson, kekuatan Bitcoin saat ini mencerminkan daya tariknya sebagai aset lindung nilai sekaligus pelindung terhadap devaluasi dolar AS. Ia juga menyoroti peran institusi besar, seperti pembelian Bitcoin senilai US$1,05 miliar oleh Michael Saylor, dalam menopang harga.

Nic Puckrin dari Coin Bureau menambahkan bahwa angka US$100.000 kini tertanam di benak investor sebagai harga dasar. Penjualan oleh investor ritel justru dimanfaatkan oleh pembeli institusional.

Dukungan Makro: Potensi Pemotongan Suku Bunga

Dengan proyeksi The Fed yang memperkirakan dua kali pemotongan suku bunga pada 2025, pasar menyambut hangat arah kebijakan ini. Menurut Puckrin, peningkatan likuiditas nantinya akan menjadi katalis kuat untuk lonjakan Bitcoin berikutnya.


Pada saat penulisan, harga Bitcoin berada di level US$104.708, mencatat kenaikan tipis sebesar 0,5% dalam 24 jam terakhir. Pergerakan ini menunjukkan bahwa meskipun tekanan pasar tetap ada, BTC masih mempertahankan momentumnya di atas level psikologis US$100.000.




Posting Komentar untuk "Saham Israel Menguat, Bitcoin Bertahan Stabil | Kabar Kripto dari AS"