Penurunan Aktivitas Jaringan Ethereum: Bagaimana Dampaknya terhadap Harga?
Aktivitas Pengguna Ethereum Menurun Drastis di Tengah Gejolak Geopolitik
Ketegangan global yang terus meningkat, terutama konflik antara Israel, Iran, dan AS, telah mengguncang kepercayaan investor terhadap Ethereum.
Data dari Artemis menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir, aktivitas pengguna on-chain Ethereum mengalami penurunan tajam. Jumlah alamat aktif harian di layer-1 (L1) Ethereum turun hingga 26%, mencerminkan kekhawatiran yang meningkat dan penarikan diri dari ekosistem oleh para pengguna.
Penurunan ini memicu spekulasi bahwa harga ETH bisa menghadapi tekanan tambahan, apalagi menjelang penutupan kuartal kedua (Q2) 2025.
Penurunan jumlah alamat aktif harian Ethereum mencerminkan melemahnya keterlibatan komunitas, baik dari sisi pengguna biasa maupun pengembang. Hal ini menunjukkan berkurangnya interaksi wallet dengan berbagai fitur jaringan, mulai dari pengiriman transaksi, aktivasi smart contract, hingga penggunaan decentralized application (dApp) di layer-1.
Kondisi ini memperkuat indikasi melambatnya keseluruhan aktivitas jaringan. Hal tersebut turut tergambar dari penurunan jumlah transaksi di Ethereum, yang menurut data Artemis, menyusut sebesar 14% dalam periode yang sama. Fenomena ini sering kali menjadi pertanda awal potensi tekanan harga, karena berkurangnya utilitas jaringan dapat mengurangi daya tarik Ethereum sebagai aset investasi dan infrastruktur teknologi.
Penurunan partisipasi pengguna juga tercermin dari merosotnya total value locked (TVL) di sektor DeFi Ethereum. Hingga waktu publikasi, TVL tercatat sebesar US$57 miliar, menandai penurunan sekitar 10% dalam sepekan terakhir.
Angka ini mencerminkan arus keluar dana dari protokol-protokol DeFi yang dibangun di atas Ethereum, menandakan berkurangnya kepercayaan atau minat investor untuk menempatkan aset mereka di ekosistem tersebut. Turunnya TVL semakin memperkuat sinyal bahwa tekanan geopolitik telah memengaruhi aktivitas dan sentimen di jaringan Ethereum secara menyeluruh.
Penurunan partisipasi ini mengindikasikan bahwa pengguna cenderung menarik dana atau enggan melakukan penempatan baru di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar. Dampaknya, likuiditas di berbagai platform seperti lending, DEX, hingga protokol staking ikut tertekan.
Seiring berkurangnya volume transaksi, permintaan terhadap ETH juga ikut melambat. Hal ini turut menahan laju momentum harga dan berkontribusi pada pelemahan nilai ETH dalam beberapa waktu terakhir.
ETH Targetkan US$2.569 di Tengah Kenaikan Harga dan Volume
Meskipun demikian, di tengah reli pasar kripto secara menyeluruh, Ethereum mengalami lonjakan harga sebesar 8% dalam 24 jam terakhir dan saat ini diperdagangkan di kisaran US$2.418. Kenaikan harga ini disertai lonjakan volume perdagangan harian sebesar 7%, mencapai US$26 miliar.
Biasanya, kenaikan harga yang dibarengi peningkatan volume mencerminkan sentimen pasar yang positif dan partisipasi investor yang lebih kuat. Ini memberi sinyal bahwa reli harga ETH kali ini didorong oleh permintaan nyata, bukan semata spekulasi.
Apabila tren ini terus berlanjut, ETH berpeluang menembus level resistensi US$2.424 dan bergerak menuju US$2.569. Jika level tersebut berhasil ditembus, ETH bisa terus naik hingga menyentuh US$2.745.
Namun, apabila tekanan jual kembali menguat, Ethereum (ETH) berpotensi melanjutkan fase koreksinya. Dalam skenario ini, harga bisa turun ke area support berikutnya di kisaran US$2.185, membatalkan momentum bullish jangka pendek dan membuka peluang penurunan lebih lanjut jika sentimen pasar memburuk.
Posting Komentar untuk "Penurunan Aktivitas Jaringan Ethereum: Bagaimana Dampaknya terhadap Harga?"