Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Otoritas New York Bekukan Dana US$300 Ribu Terkait Scam Kripto yang Incar Korban Rusia

 

New York Tindak Jaringan Scam Kripto yang Incar Penutur Rusia, Ratusan Ribu Dolar Disita

Jaksa Agung New York, Letitia James, mengumumkan langkah tegas terhadap jaringan penipuan kripto berbasis media sosial yang beroperasi melalui platform seperti Facebook. Dalam operasi ini, otoritas berhasil membekukan dana senilai US$300.000 dan menyita tambahan US$140.000, termasuk nama domain dan alamat email yang digunakan dalam skema penipuan.

Meski Kejaksaan SDNY sempat menyatakan akan memperlambat penindakan kasus kripto, James—yang dikenal vokal terhadap industri ini—tetap melancarkan tindakan agresif, bekerja sama dengan sejumlah aparat penegak hukum lokal.

Modus Penipuan: Iklan Berbahasa Rusia, Exchange Palsu

Kasus ini merupakan contoh nyata dari penipuan kripto bermodus iklan di media sosial. Kelompok yang diduga berasal dari Vietnam menggunakan iklan berbahasa Rusia di Facebook untuk menjebak korban agar menginvestasikan dana mereka di platform exchange palsu.

“Hanya dalam waktu singkat, ratusan warga New York—khususnya di Brooklyn—percaya bahwa mereka menanamkan dana ke investasi yang aman dan menguntungkan. Sayangnya, mereka justru tertipu hingga jutaan dolar,” jelas Jaksa James dalam pernyataannya.

Ia juga menyerukan agar masyarakat lebih waspada terhadap iklan kripto online, karena semakin banyak digunakan sebagai alat tipu daya.

Brooklyn Jadi Target Utama

Investigasi dimulai saat polisi melacak iklan mencurigakan di Facebook sejak Oktober 2024. Para pelaku menargetkan komunitas penutur bahasa Rusia di Brooklyn, namun diduga juga beroperasi di wilayah lain di New York.

Kerugian di Brooklyn saja diperkirakan mencapai US$1 juta, meski total dampak finansial di seluruh negara bagian belum diumumkan secara resmi.


Skema Penipuan Kripto di Facebook Terbongkar: Basis di Vietnam, Gunakan Telegram dan Exchange Palsu

Meski telah berupaya menyamarkan jejak digital mereka, jaringan penipu kripto yang beroperasi lewat Facebook akhirnya berhasil diungkap oleh aparat penegak hukum. Modus operandi mereka cukup terorganisir — tim yang berbasis di Vietnam menggunakan proxy untuk menayangkan iklan berbahasa Rusia, yang kemudian mengarahkan calon korban ke Telegram untuk percakapan pribadi.

Di sana, para korban diperkenalkan dengan platform exchange palsu yang tampak meyakinkan, menampilkan data pertumbuhan investasi yang menggiurkan untuk memancing dana lebih besar.

Dalam penyelidikan yang berlangsung, polisi menyita aset kripto senilai US$140.000, membekukan dana tambahan sebesar US$300.000, dan menurunkan situs domain serta email yang digunakan dalam skema penipuan.

Yang mengejutkan, para pelaku disebut menggunakan lebih dari US$1 juta dana hasil penipuan untuk menutupi jejak digital mereka. Namun, upaya ini dianggap gagal dan justru bisa mempersempit margin keuntungan mereka sendiri, menurut keterangan pihak berwenang.


Pelaku Masih Buron, Penegakan Hukum Hadapi Batas Wilayah

Meski sejumlah aset berhasil disita dan dibekukan, otoritas AS tak memiliki yurisdiksi langsung untuk menindak pelaku di Vietnam. Seluruh anggota tim di balik penipuan kripto berbasis media sosial ini masih dalam pelarian.

Perintah pengadilan baru menyebut tiga nama, namun juga mengindikasikan keterlibatan beberapa pihak lain yang belum teridentifikasi.

AG James Konsisten Lawan Penipuan Kripto

Jaksa Agung Letitia James sebelumnya telah berjanji akan memberantas kejahatan kripto, dan kasus penipuan melalui media sosial ini menjadi bukti nyata komitmennya. Ia dikenal sebagai kritikus vokal industri kripto, dan terus menyuarakan penolakan terhadap regulasi longgar, bahkan selama masa jabatan kedua Donald Trump.

Meski terkadang berbeda pandangan dengan pejabat kota lainnya, operasi penindakan kali ini berlangsung berkat kolaborasi dengan sedikitnya tiga lembaga penegak hukum lainnya — memperkuat pesan bahwa tindakan tegas terhadap pelaku kripto jahat adalah prioritas bersama.



Posting Komentar untuk "Otoritas New York Bekukan Dana US$300 Ribu Terkait Scam Kripto yang Incar Korban Rusia"